Perth (ANTARA News) - Sejak beberapa hari lalu, gaung ancaman denda bila tidak mengisi sensus menjadi pembahasan masyarakat Indonesia di Perth, Australia, namun pada malam seharusnya sensus dilakukan justru laman yang dituju rusak dan tagar #CensusFail menjadi obrolan paling populer di Twitter di seluruh dunia.
Australia menggelar sensus secara "online" di laman www.census.abs.gov.au. Untuk dapat melengkapi data, setiap rumah dikirimi surat berisi sandi 12 angka.
Surat berisi sandi itu mengingatkan bahwa 9 Agustus malam adalah "malam sensus", orang diharapkan membuka laman dan masuk dengan sandi itu. Satu rumah cukup mengisi seperangkat daftar isian dalam jaringan dan itu kewajiban semua orang di Australia, baik warga negara atau bukan, tidak peduli pengunjung sementara atau penduduk tetap.
Biro Statistik Australia (ABS), penyelenggara, sesumbar bahwa semua kali ini sudah diantisipasi, termasuk "serbuan" pengisi sensus. Itu sebabnya ABS membayar IBM untuk menyediakan kapasitas "cloud" sensus tahun ini dengan nilai kontrak 9,6 juta dolar.
Namun, tepat pada malam sensus, ketika ribuan atau mungkin ratus ribuan orang berusaha masuk ke laman tersebut, yang terjadi justru kerusakan sistem sehingga laman sama sekali tidak bisa dibuka. Sebagian berhasil membuka dan mengisi, tapi setelah 20 menit berlalu dan hendak dikirim ke "server", tanggapannya adalah pemberitahuan bahwa jaringan terganggu.
Biro Statistik Australia mengumumkan di Twitter @ABSCensus bahwa laman mereka "crash" dan meminta masyarakat bersabar dalam proses itu.
Beberapa orang mengungkapkan kekesalan mereka di Twitter karena ABS sempat mengancam akan mendenda 180 dolar per hari bila terlambat mengisi sensus--yang digelar setiap lima tahun sekali.
Warga Australia juga sangat khawatir dengan sensus "online" ini, melihat dari kekacauan sistem saat banyak orang masuk ke laman kemudian laman sensus justru mengalami "crash".
Persoalan kerahasiaan itu sangat bermasalah sebab data sensus akan disimpan selama 4 tahun alih-alih 18 bulan, seperti sensus-sensus sebelumnya. Selain itu pengisi data juga diminta menuliskan nama serta alamat detil di situs sensus ABS.
Mantan Wakil Komisioner Privasi NSW, Anna Johnston bahkan sudah terang-terangan menolak untuk mengisi sensus sama sekali akibat sistem baru yang diterapkan Sensus Australia ini.
Saat Antara di Perth mencoba masuk ke laman sensus pada pukul 20.36 waktu setempat atau 19.36 WIB, jawaban laman tersebut adalah "Terima kasih atas peranserta Anda di Sensus. Sistem saat ini sedang sangat sibuk. Harap tunggu 15 menit sebelum mencoba kembali. Kesabaran dan kerjasama Anda sangat kami hargai".
Di laman ABS tertulis pula bahwa masyarakat tidak akan dikenai denda bila tidak berhasil mengisi lembaran sensus dalam jaringan pada malam itu, sembari menyarankan menghubungi telepon ABS selepas tanggal 10 Agustus--di mana diharapkan kesibukan sudah agak mereda.
(U.E012/B002)
Pewarta: Ella Syafputri Prihatini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016