Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat sebesar sembilan poin menjadi Rp13.115 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.124 per dolar AS.
"Penguatan rupiah karena fundamental ekonomi nasional. Data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2016 yang sebesar 5,18 persen masih direspon positif," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa program amnesti pajak yang telah memicu aliran dana asing ke dalam negeri juga turut menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang domestik.
"Investor di pasar uang cukup optimistis terhadap kebijakan amnesti pajak itu dapat mendorong pembangunan infrastruktur yang akhirnya berdampak positif pada perekonomian nasional untuk tumbuh lebih tinggi," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data tenaga kerja Amerika Serikat yang telah dirilis cukup positif sehingga membuat dolar AS masih kuat terhadap mayoritas mata uang dunia, kondisi itu menahan penguatan rupiah untuk terapresiasi lebih tinggi di pasar uang domestik.
"Data Amerika Serikat yang positif dapat mendorong potensi kenaikan suku bunga AS sehingga pelaku pasar di negara berkembang cenderung hati-hati," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.133 dibandingkan Senin (8/8) Rp13.144.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016