Pekanbaru (ANTARA News) - Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru menyesalkan alih fungsi bangunan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XVII dari tempat pusat kegiatan keagamaan menjadi pusat berkesenian dan pedagang kaki lima yang dikelilingi "warung esek-esek".
"Bangunan tersebut dulu dibangun untuk kepentingan MTQN XVII dan sebagai tempat kegiatan agama. Tapi, kini telah beralih fungsi dari tujuan semula," ujar Ketua MUI Pekanbaru Ilyas Husti di Pekanbaru, Senin.
Lokasi purna MTQN XVII itu sekarang lebih dikenal dengan nama Bandar Seni Raja Ali Haji (Serai) dan dipenuhi dengan warung pedagang kaki lima.
"Sampai saat ini lokasi MTQ itu telah berubah jadi tempat yang bisa mengundang maksiat yang di kelilingi 'warung esek-esek' yang meresahkan masyarakat," katanya.
Ia mengakui, pihaknya prihatin dengan pengembangan lokasi tersebut bahkan banyak bangunan gedung yang tidak terpakai dan terabaikan.
Padahal, lanjut dia, pihaknya pernah mengajukan permintaan untuk menempati salah satu gedung di lokasi tersebut sebagai Kantor MUI, namun tidak ditanggapi pihak pengelola.
"Kenyataannya sampai sekarang fungsinya tidak sesuai dengan visi kota meningkatkan iman dan taqwa," kata Ilyas menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007