"Kami sangat mendukung pembangunan Kawasan Industri Kendal, terutama adanya klaster khusus industri tekstil yang terintegrasi dari hulu sampai hilir," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Selasa.
Airlangga menyampaikan hal tersebut usai melakukan pertemuan dengan Direktur KIK Hyanto Wihadhi yang juga Direktur Jababeka Group di Kementerian Perindustrian.
Diharapkan, industri TPT di kawasan KIK mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk tekstil di pasar domestik dan ekspor.
Pasalnya, di kawasan industri tersebut akan didirikan Kota Mode atau Fashion City yang terintegrasi dengan luas 100 hektar.
Di Kota Mide itu bakal dilengkapi beberapa fasilitas, di antaranya pusat penyediaan bahan baku, perbelanjaan, pameran, serta penelitian dan pengembangan produk tekstil. “Dari beragamnya fasilitas yang disediakan, penyerapan tenaga kerja akan semakin banyak,” ujar Airlangga.
Berdasarkan catatan Kemenperin, industri TPT merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sebesar 10,36 persen tenaga kerja di sektor industri. Pada Februari 2016, nilai ekspor industri ini naik sebesar 6,81 persen jika dibandingkan periode sebelumnya (month on month).
Di Indonesia sendiri, aktivitas produksi tekstil telah terintegrasi dari hulu sampai hilir, bahkan produknya juga dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. “Kami akan mendorong industri TPT nasional menghasilkan produk non-woven. Ini bagian strategi diversifikasi produk sekaligus perluasan pemasaran ekspor,” tutur Airlangga.
Produk non woven itu di antaranya digunakan untuk material pembangunan infrastruktur jalan tol, agro textiles, medis, industri makanan dan minuman, industri otomotif serta industri manufaktur konsumsi lainnya.
KIK yang berlokasi di Kecamatan Kaliwungu dan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini rencananya akan diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dengan dihadiri Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada 25 Agustus 2016.
Pengembangan KIK merupakan joint venture antara Graha Buana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk dengan perusahaan Singapura Sembcorp Development Indonesia Pte.Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd.
Pembangunan KIK dilakukan dalam 2 tahap, pertama seluas 1.000 ha dan kedua seluas 1.200 ha. Kawasan ini akan dipadukan dengan pembangunan perumahan, smart industrial zone dan fashion city.
Hingga saat ini, sebanyak 12 perusahaan telah masuk di KIK dengan total 20 ha luas lahan yang terjual. Investor tersebut berasal dari Indonesia, Singapura, Belanda, dan Jepang dengan berbagai sektor industri seperti furnitur, makanan, dan baja.
Perusahaan-perusahaan itu antara lain PT. Tat Wai Industries, PT. APP Timber tahap konstruksi, PT. Praya, PT. Ganda Sugih Arthaboga, dan Steel Fabricator Company. Target investor sektor lainnya, yakni industri elektronika, otomotif, dan kimia dasar.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016