Rio de Janeiro (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) akan berupaya mempertahankan eksistensi dalam perolehan medali di Olimpiade.
"Sejak Olimpiade Beijing 2008 hingga Rio 2016 kita selalu mendapat medali, tradisi ini harus dipertahankan," kata Ketua Umum PB PABBSI Rosan P. Roeslani di Rio de Janeiro, Brasil, Senin malam (Selasa WIB).
Pada Olimpiade ke-31 ini cabang angkat besi Indonesia sudah mendapat dua medali perak, yakni melalui Sri Wahyuni di kelas 48 kg putri dan Eko Yuli Irawan di kelas 62 kg putra.
"Dua perak ini harus kita syukuri, karena inilah hasil terbaik angkat besi Indonesia dalam Olimpiade. Malah kemungkinan masih bisa bertambah lagi besok," kata Rosan.
"Seharusnya Eko Yuli dapat meraih medali emas, tapi perak inilah pencapaian yang harus kita terima," tambahnya.
Sebelumnya di Olimpiade Beijing 2008 angkat besi Indonesia mempersembahkan dua medali perunggu, sedangkan di London 2012 mendapat satu perak dan satu perunggu.
Rosan mengatakan, PABBSI akan terus menggencarkan kaderisasi lifter agar pada Olimpiade berikutnya tradisi medali ini bisa berlanjut dan meningkat.
Perlu ada lifter-lifter pelapis yang siap untuk persaingan di Olimpiade mendatang, katanya.
Rosan juga mengharapkan pemerintah lebih perhatian lagi terhadap olahraga angkat besi yang konsisten dalam mempersembahkan medali di Olimpiade.
Sementara itu mengenai bonus untuk peraih perak Olimpiade 2016, Rosan mengatakan bahwa selain yang sudah dijanjikan Kemenpora, PB PABBSI sendiri akan memberikan hadiah berupa rumah.
"Kalau hadiahnya berupa rumah kan ada kenangannya nanti," katanya.
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016