Kendari (ANTARA News) - Seorang petani kakao di Kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Daeng Jiro (52) menemukan mortir aktif buatan tahun 1958. Kapolres Kolaka, Suparyano di Kendari, Senin, mengatakan bahwa mortir yang ditemukan akhir pekan lalu saat petani membersihkan lahan tidak diketahui secara pasti apakah buatan Indonesia atau peninggalan imperialisme. "Yang dapat diamati dari fisik mortir dengan panjang 25 cm hanyalah tulisan tahun 1958," kata Kapolresta Kendari, Suparyono. Mortir yang diduga masih aktif tersebut sudah diidentifikasi oleh tim Gegana Satbrimobda Sultra dan dari unsur TNI. Mengantisipasi mortir meledak, menurut dia, benda asing tersebut disimpan dalam air sehingga tetap kondisi dingin. "Kalau ditempat panas pasti menimbulkan reaksi dan memungkinkan meledak," katanya. Jika penelitian dianggap cukup, menurut dia, maka mortir yang diduga digunakan pemberontak atau pihak keamanan dalam negeri akan dimusnakan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007