Pontianak (ANTARA News) - Meski tingkat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat (Kalbar) tahun 2006 mencapai 5,23 persen atau meningkat dibanding 2005 sebesar 4,68 persen, namun jumlah penduduk berusia produktif yang tidak terserap angkatan kerja masih tinggi, yakni 139.054 jiwa.
Gubernur Kalbar, Usman Jafar, dalam Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2006 di Pontianak, Senin, mengatakan bahwa jumlah angkatan kerja selama tahun 2006 tercatat sebanyak 1,969 juta jiwa. "Sedangkan, jumlah orang yang bekerja sebanyak 1,83 juta jiwa," ujarnya.
Namun, menurut dia, dibanding 2005 terjadi penurunan tingkat pengangguran dari 8,03 persen menjadi 7,1 persen pada 2006.
Sektor pertanian masih menyerap tenaga kerja terbanyak yakni 63,87 persen; kemudian perdagangan, hotel dan restoran 15,34 persen; jasa 8,59 persen; industri 3,54 persen; angkutan dan komunikasi 3,53 persen; bangunan 2,75 persen; pertambangan dan galian 1,58 persen; keuangan 0,44 persen dan listrik, gas dan air minum 0,31 persen.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan tertinggi juga terjadi di sektor pertanian yakni sebesar 6,08 persen, jasa 8,22 persen, transportasi dan komunikasi 6,37 persen, bangunan 5,9 persen, keuangan 5,5 persen, perdagangan, hotel dan restoran 4,89 persen, pertambangan 3,87 persen, industri pengolahan 2,4 persen, dan listrik, gas dan air 1,97 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kalbar pada 2006 tercatat sebanyak 4,118 juta jiwa atau naik 65.880 jiwa dibanding 2005.
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita naik 9,05 persen menjadi Rp9,072 juta dibanding 2005.
APBD Kalbar tahun 2006 sebesar Rp1,053 triliun atau naik 3,37 persen dari anggaran belanja murni Rp1,018 triliun.
Realisasi belanja tercatat Rp942,463 miliar atau 89,48 persen dari rancangan anggaran belanja daerah sebesar Rp1,053 triliun. Menurut Gubernur, hal itu lebih disebabkan adanya kendala teknis namun tidak menghambat proses pembangunan secara keseluruhan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007