Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Managing Director NIOC Ali Kardor di Kantor Pusat NIOC di Teheran, Iran.
"Iran merupakan salah satu prioritas Pertamina. Kami serius untuk melakukan investasi hulu yang akan mendukung Iran dalam meningkatan produksinya, di sisi lain langkah ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional," kata Dwi melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Dwi mengatakan kedua perusahaan juga sepakat untuk menjajaki peluang bisnis lainnya.
Berdasarkan nota kesepahaman ini, Pertamina memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan menyampaikan proposal awal (preliminary) pengembangan kedua lapangan yang memiliki cadangan minyak diperkirakan lebih dari 5 miliar barel tersebut.
Pertamina berharap setelah nota kesepahaman, kerjasama dengan NIOC bisa terealisasi dalam bentuk lebih konkret berupa kesepakatan kontrak untuk kedua lapangan minyak tersebut.
Sebagaimana diketahui, Iran saat ini mempersiapkan Iranian Petroleum Contract yang akan menandai babak baru industri migas di negara tersebut.
Selain bisnis hulu, Pertamina sebelumnya telah menyepakati kerjasama pasokan LPG. Rencananya pengapalan perdana LPG dari Iran ke Indonesia akan dilakukan pada September 2016.
"Tentu masih banyak peluang mengembangkan kerja sama kedua perusahaan seperti kerja sama pengeboran dan oil services, produksi minyak mentah dan kondensat, pengelolaan kilang LNG, petrochemical dan lainnya," ujar Dwi.
Pewarta: Mentari DG
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016