Rilis data produk domestik bruto (PDB) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/8) lalu masih mendapat respon positif pelaku pasar uang di dalam negeri
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 12 poin menjadi Rp13.105 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.117 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II tahun ini yang berada di level 5 persen, atau lebih baik dibandingkan periode sebelumnya masih memberi pengaruh positif pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang domestik.
"Rilis data produk domestik bruto (PDB) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (5/8) lalu masih mendapat respon positif pelaku pasar uang di dalam negeri," katanya.
Ia menambahkan bahwa laju minyak mentah dunia yang bergerak menguat turut memberi dampak positif pada rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Senin sore ini menguat 1,29 persen menjadi 42,38 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 1,15 persen menjadi 44,78 dolar AS per barel.
Meski demikian, lanjut dia, data Amerika Serikat mengenai angka penggajian non pertanian atau non farm payrolls (NFP) Amerika Serikat yang meningkat dapat menahan laju penguatan rupiah lebih tinggi ke depannya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data angka penggajian non pertanian yang meningkat mendorong harapan pertumbuhan ekonomi AS lebih cepat dan menaikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat.
"Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat dapat membuat investor mengalihkan dananya ke dalam bentuk dolar AS," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.144 dibandingkan Jumat (5/8) Rp13.125.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016