Saya banyak belajar dari beliau."

Purwakarta (ANTARA News) - Bupati Purwakarta di Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menerapkan kebijakan cuci darah gratis bagi seluruh penderita penyakit gagal ginjal di daerahnya karena terinspirasi Rumah Sakit Khusus Ginjal (RSKG) RA Habibie milik Presiden RI 1998-1999 BJ Habibie.

"Kebijakan cuci darah gratis di Purwakarta telah berlangsung sejak 2015 lalu. Program ini berlaku untuk seluruh masyarakat penderita penyakit ginjal," katanya di sela-sela peresmian gedung baru RSKG RA Habibie, di Bandung, Senin.

Ia mengaku pertama kali datang ke rumah sakit tersebut untuk mengantarkan warganya yang terpaksa harus menjalani cuci darah karena penyakit ginjal.

"Saya pertama kali datang ke sini tiga tahun lalu, membawa warga berobat. Saya melihat pelayanan di sini tidak pernah membeda-bedakan pasien. Semua dilayani dengan baik," kata dia.

Setelah itu, Dedi mengaku mulai berpikir agar di Purwakarta harus ada yang seperti rumah sakit seperti itu, cuci darah gratis untuk seluruh warga yang memiliki penyakit ginjal.

"Sekarang pikiran saya sudah terwujud, di Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta fasilitas cuci darah sudah lengkap," katanya.

Ia mengakui biaya penanganan cuci darah tidak mungkin bisa tertangani oleh kalangan ekonomi lemah. Bahkan, kalangan ekonomi berkecukupan pun seringkali mengalami kesulitan saat membayar pengobatan cuci darah.

Atas kondisi itu, ia menyatakan, dikeluarkan kebijakan menjamin seluruh biaya pengobatan melalui mekanisme Jaminan Masyarakat Purwakarta Istimewa (JMPI) dengan pembiayaan tanpa batas (no limit).

Dengan begitu, ia mengemukakan, warga yang akan berobat cukup membawa Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan Surat Rujukan dari pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat.

"Penganggarannya no limit. Silakan saja berobat sesuai kebutuhan. Kami jamin semua, karena akan dibayarkan melalui APBD Purwakarta," katanya.

Ia menegaskan BJ Habibie sebagai pemilik RSKG itu merupakan inspirasinya dalam berbagai hal, bukan sekadar dalam membangun sistem pelayanan kesehatan gratis.

"Beliau inspirator saya, dulu beliau dipandang sebelah mata, tetapi sekarang banyak yang memuji dan memuja. Ini karena beliau visioner dan konsisten dalam pemikirannya. Saya banyak belajar dari beliau," demikian Dedi Mulyadi.

RSKG RA Habibie merupakan dedikasi untuk ibunda Bachruddin Jusuf (BJ) Habibie, yaitu Raden Ajeng Tuti Marini Puspowardojo (1911--1990) yang menikah dengan Alwi Abdul Jalil Habibie dan dikaruniai tujuh anak.

Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016