Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada penutupan perdagangan Senin pagi, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, menjelang pengumuman inflasi Maret. IHSG sesi pagi ditutup naik 20,724 poin atau 1,13 persen menjadi 1.851,559 yang merupakan level tertinggi sejak 2 Januari 2007 yang ditutup di level 1.836,520. Sedangkan LQ45 menguat 4,935 poin atau 1,26 persen ke posisi 395,852. Volume perdagangan sebanyak 876,699 juta unit saham dengan nilai Rp1,403 triliun dari 16.597 kali transaksi. Analis Riset PT Valbury Asia Securities dalam ulasan pasar, Senin, mengatakan bahwa pergerakan IHSG lebih memperhatikan sentimen domestik, terutama laju inflasi Indonesia bulan Maret yang akan diumumkan pekan ini, diperkirakan BI lebih rendah, yaitu di bawah 0,5 persen. Menurut Valbury, IHSG telah mencoba bergerak ke level tertinggi yang pernah dicapai, yaitu di 1.843 dan berpotensi membentuk level tertinggi baru, yang pada pagi ini mencapai level tertinggi IHSG 1.852,969. Mereka juga menambahkan bahwa dengan perkiraan inflasi Maret lebih rendah, maka akan terbuka peluang penurunan BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 5 April. BI mengharapkan BI-Rate 2007 turun ke level 8,5 persen, artinya penurunan BI-rate menjadi makin sempit dari level saat ini 9 persen (sebelumnya). "Kami memperkirakan BI Rate turun ke level 7 persen hingga akhir tahun 2007," katanya. Pada perdagangan sesi pagi ini saham yang naik mendominasi pasar, yakni sebanyak 96 jenis dibanding yang turun 37 dan 52 bergerak mendatar. Naiknya IHSG dipimpin oleh saham-saham unggulan, seperti Bank BRI (BBRI), Tambang Timah (TINS), Telkom (TLKM) dan Bank Mandiri (BMRI). Saham BBRI menguat Rp200 menjadi Rp5.250, TINS terangkat Rp250 ke posisi Rp12.100, TLKM naik Rp100 menjadi Rp9.950 dan BMRI terdorong Rp25 ke Rp2.525. (*)
Copyright © ANTARA 2007