Nibali menyalip pada akhir pertandingan, mendapatkan posisi terdepan dari tiga orang yang mulai mendaki. Dia mencoba menjauhi pesepeda asal Kolombia, Sergio Henao dan pesepeda asal Polandia Rafal Majka sebelum dia dan Henao kehilangan kendali di turunan dengan cepat, yang menyebabkan kameramen televisi dengan sepeda motor kesulitan untuk mengejar.
Nibali ditangani oleh petugas medis setelah gagal menyelesaikan perlombaan itu, nasib yang sama yang menimpa lebih dari setengah dari 144 orang pesepeda pada hari itu, yang banyak mengalami kesalahan teknis pada bagian jalan berbatu awal dari pertandingan sejauh 237,5 kilometer itu.
Nibali yang berusia 31 tahun itu telah memenangi tiga kejuaraan balap sepeda profesional di Prancis, Spanyol dan di tempat asalnya, Italia, namun gagal mendapatkan medali dalam tiga pertandingan Olimpiade.
Dia mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat dan telah keluar dari rumah sakit, ujar Fabrizio Marchetti, seorang juru bicara dari tim Olimpiade Italia melalui sebuah surat elektronik. Nibali belum dijadwalkan untuk mengikuti kompetisi balap sepeda mengejar waktu Rabu mendatang. Dia berencana untuk kembali ke Italia, Marchetti mengatakan.
Peraih medali emas, Greg Van Avermaet dari belgia, mengatakan bahwa banyak pesepeda mengambil kesempatan yang ada.
"Semuanya mengambil resiko dan beberapa melebihi batas mereka. Banyak orang ingin melakukannya," Van Avermaet mengatakan kepada para wartawan.
Pesepeda asal Irlandia, Dan Martin mengataka bahwa jalur balap itu merupakan salah satu yang paling sulit yang pernah dia jalani.
"Itu merupakan hari yang paling sulit bagi balap sepeda sepanjang karir saya. Itu merupakan hari yang sungguh-sungguh brutal," ujarnya setelah menyelesaikan balapan itu di posisi ke-13.
Pesepeda asal Amerika Serikat, Brent Bookwalter bahkan mengatakan lebih.
"Di luar sana adalah kekacauan. Semuanya terjadi. Orang-orang berjatuhan, kecelakaan. Itu merupakan hari yang sangat sulit," kata dia dilaporkan Reuters.
(Ian/KR-MBR/F001)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016