"Kami mewakili kawan-kawan dari Jaringan Budi Waseso sekaligus sebagai pemuda dan masyarakat Jakarta mendukung Budi Waseso menjadi Gubernur DKI pada 2017," kata Agus Harta, Koordinator Jaringan Budi Waseso (JBW), di Rawa Bunga, Jakarta Timur, Minggu.
Agus mengatakan pernyataan dukungan dilakukan untuk memberikan nama calon alternatif bagi sejumlah partai politik yang masih menyeleksi beberapa tokoh untuk maju pada Pilgub DKI 2017.
Untuk itu, ia berharap pimpinan Badan Narkotika Nasional (BNN) itu maju sebagai calon dari parpol bukan dari jalur independen.
"Ini awal kami untuk gaungkan nama Budi Waseso. Kami berharap parpol bisa objektif melihat track record calon Gubernur DKI Jakarta, bukan berdasarkan survei semata," lanjut dia.
"Persyaratan calon independen sulit, beberapa calon independen bahkan galau untuk mencari syarat KTP yang ditentukan. Kami berharap Budi Waseso disokong parpol," kata Agus.
Kendati belum pernah bertemu langsung dengan Budi Waseso, namun menurut Agus, Jaringan Budi Waseso sudah memiliki perwakilan di lima kotamadya DKI Jakarta.
Untuk itu, menurut Agus, Jaringan Budi Waseso akan menyiapkan rencana untuk bertemu dengan Budi Waseso dan menggelar pertemuan dengan pengurus parpol.
"Kami akan kunjungi ke pengurus parpol," kata dia. "Mari manfaatkan partai politik karena sudah tidak ada waktu untuk berupaya dari jalur independen."
Sejauh ini Budi Waseso memang belum menyatakan niatnya untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Untuk itu pihak Jaringan Budi Waseso juga siap jika pimpinan BNN itu menolak dicalonkan.
"Itu pilihan Budi Waseso. Menolak karena ada alasan lain, kami akan ikuti arus karena yang penting kami sudah berusaha," pungkas Agus.
Secara terpisah, seorang warga Rawa Bunga Jakarta Timur mengatakan cemas dengan penggusuran yang dilakukan pemerintah DKI untuk membangun ibukota sehingga ia mendukung pencalonan Budi Waseso.
"Kami cemas jika banyak penggusuran dan relokasi, makanya kami ingin pemimpin baru, misalnya Budi Waseso yang sepertinya bagus memimpin BNN," kata seorang warga Rawa Bunga yang menolak disebut namanya.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016