Mataram, (ANTARA News) - Musabaqah Tilawatil Quran ke XXVI di Mataram, Nusa Tenggara Barat, resmi ditutup Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu malam ini, yang menyebut gelaran kali ini berhasil mengembalikan MTQ kepada khittahnya.
"Penyelenggaraan kali ini, MTQ terasa betul telah kembali ke khittah. Khittah MTQ adalah milik masyarakat. Saya patut mengapresiasi seluruh masyarakat Lombok, tidak terkecuali dari non muslim yang bahu membahu mengembalikan MTQ ke maqam-nya," kata Lukman.
Ia mengaku menyaksikan sendiri antusiasme masyarakat dalam berpartisipasi meramaikan acara sehingga sangat terasa MTQ lahir dari masyarakat dan untuk masyarakat.
"Partisipasi itu semakin nampak ketika masyarakat juga aktif memantau, mengawasi dan mengawal MTQ berjalan secara jujur, adil, transparan, dan berkualitas," tegasnya di hadapan ribuan masyarakat yang memadati Astaka Islamic Center NTB.
Untuk memudahkan akses masyarakat terhadap informasi penyelenggaraan MTQN XXVI, lanjut Menag, pemerintah telah menyediakan sistem yang mendukung partisipasi aktif publik melalui optimalisasi teknologi informasi dan media.
Untuk pertama kalinya sekaligus sebagai pembeda dengan penyelenggaraan sebelumnya. MTQ sekarang menerapkan e-MTQ dan memiliki Media Center.
"Saat ini aplikasi online e-MTQ memang masih sederhana, sebatas pendaftaran dan kroscek dokumen. Tapi nyatanya itu pun sudah signifikan mengurangi praktik-praktik negatif yang mencederai kesucian kompetisi di bidang Alquran," katanya.
Kedepan, kata dia, aplikasi ini harus terus disempurnakan sehingga memiliki alur dari hulu ke hilir sebagai sistem yang lengkap. Yakni sistem online yang berjalan secara ringkas tapi akuntabel, mulai dari pendaftaran, penilaian, hingga penentuan juara.
Lukman yakin kehadiran aplikasi ini akan lebih menjamin hadirnya juara sejati MTQ yang berintegritas tinggi.
"Seiring transparansi melalui teknologi, marilah kita tumbuhkan semangat baru untuk melakukan pembinaan potensi putra-putri daerah sendiri. Prestasi akan datang secara membanggakan jika datang dari pembinaan yang berjenjang," serunya.
Dia berharap kembalinya MTQ ke khittahnya ditindaklanjuti dengan program-program strategis yang berkelanjutan. MTQ harus dapat menjadi sarana regenerasi untuk menjaga ketersediaan referensi.
"Indonesia dapat mewarisi keindahan tilawah anak bangsa seperti Pak Yusnar Yusuf atau Pak Said Agil Al Munawar, Muammar ZA pada 1980-1990-an, keahlian qira'ah KH Basori Alwi pada 1950-1970, hingga kepiawaian lagu KH Abdul Karim pada 1930-1950," kata dia.
Jika dirunut ke belakang, mereka mewarisi ilmu naghamatil Quran ala Syeikh Mustafa Ismail pada awal 1900-an yang merupakan regenerasi dari masa pengembangan seni Islam di zaman Abbasiyah yang bersumber dari cara baca Quran semerdu Ubay bin Ka'ab pada masa Rasulullah SAW.
"Saya harap MTQ tidak hanya gebyarnya yang akbar tapi juga berkontribusi meningkatkan perekonomian dalam skala yang mampu menyejahterakan masyarakat," tandasnya.
MTQN XXVI di Mataram ini dibuka Presiden RI Joko Widodo Sabtu pekan lalu, sedangkan juara umum kali ini adalah Provinsi Banten.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016