Jakarta (ANTARA News) - Meski peluang hujan sudah semakin berkurang dan bersifat lokal, bulan April berarti mulai memasuki musim pancaroba menuju musim kemarau yang berciri peluang angin puting beliung makin besar. "Potensi angin puting beliung selalu ada pada musim hujan sejak Januari hingga Maret, dan khususnya di masa pancaroba di bulan April ini. Potensi itu baru reda ketika memasuki musim kemarau sekitar Mei," kata seorang staf "forecaster" Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang dihubungi di Jakarta, Senin. Musim pancaroba terjadi hanya pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan pada September atau peralihan musim hujan ke musim kemarau pada April. Sedangkan intensitas hujan di bulan April, ujarnya, otomatis berkurang dengan awan konveksi Cumulunimbus yang mendatangkan hujan bersifat lokal. Sementara itu, di wilayah ibukota Jakarta dan sekitarnya, Bogor, Tangerang, dan Bekasi pada hari pertama dari pekan pertama di bulan April (Senin, 2/4), masih ditandai dengan cuaca berawan dan hujan ringan 5-20mm per hari hingga hujan sedang, 20-50mm per hari. Kondisi tersebut kecuali Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Bekasi yang berawan hingga hujan ringan. Hujan ringan hingga sedang juga menjadi ciri kondisi cuaca pada 2 April ini di berbagai daerah Indonesia dari mulai Banda Aceh hingga Merauke, kecuali Menado dan Ternate yang kondisinya berawan. Badai tropis Kong Rey di utara Papua Nugini yang muncul sejak 1 April sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, ujarnya, masih tumbuh dan hidup hingga beberapa hari ke depan, namun sudah menjauhi Indonesia ke arah barat daya. Badai ini berpengaruh pada curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di wilayah Papua bagian Utara, Tengah, dan Timur serta gelombang laut 2-2,5 meter di sekitarnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007