Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 106 prajurit Satuan Brigade Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur bergabung dengan tim gabungan Polri-TNI dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, untuk pemutusan jaringan teroris Santoso.
"Keberangkatan mereka ke Sulawesi Tengah dilepas langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji dari Mapolda Jatim, Jumat (5/8)," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono di Surabaya, Sabtu.
Sebelum di-BKO-kan ke Polda Sulawesi Tengah, ratusan anggota Brimob Polda Jatim itu telah dilatih secara khusus di pusat pelatihan Brimob di Jombang sejak 18 sampai 31 Juli 2016.
Dalam sambutan pelepasan mereka, Kapolda Jatim menyatakan penugasan itu merupakan kepercayaan untuk prajurit terbaik dalam pemulihan dan pemutusan jaringan terorisme di Poso.
"Kendati pemimpin kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah, tewas dalam operasi, namun sangat dimungkinkan jaringannya tetap ada, karena itu kalian harus tetap waspada. Kewaspadaan tinggi dan respons cepat patut dipertimbangkan," katanya.
Apalagi, kata jenderal bintang dua kelahiran Malang itu, daerah operasi merupakan wilayah yang memiliki potensi bahaya laten seperti aksi balas dendam, sabotase, dan infiltrasi, baik dari aktor maupun simpatisan terorisme.
Kapolda yang namanya disebut-sebut Partai Golkar Jatim sebagai Cagub Jatim 2018 itu juga mengingatkan agar anggota Brimob Polda Jatim yang ditugaskan di Poso semaksimal mungkin mengambil simpati masyarakat, terutama puluhan orang yang masih mengelu-elukan "kepahlawanan" Santoso.
"Kita tahu bagaimana situasi di Poso ketika pemakaman Santoso. Kita harus bisa meraih simpati masyarakat, terutama warga di sekitar pemakaman Santoso. Ini tugas berat, tapi insyaa-Allah rekan-rekan dari Polda Jatim bisa menarik simpati masyarakat sekitar," katanya.
Saat ini, Polri melanjutkan Operasi Tinombala 2016, yang merupakan operasi gabungan Polri-TNI guna menumpas kelompok terorisme jaringan Santoso di Poso yang merupakan kawasan hutan dan perbukitan di Sulawesi Tengah itu.
Santoso sendiri berhasil ditembak mati dalam penyergapan tim Operasi Tinombala pada beberapa waktu lalu, sedangkan istrinya, Umi Delima, berhasil ditangkap hidup-hidup.
Jaringan teroris melakukan pergolakan di Poso sejak awal tahun 2000-an itu semula dipicu konflik politik dalam Pilkada Poso, namun dijadikan konflik antaragama, padahal kerukunan antaragama di Poso sudah lama terjalin, bahkan dalam pergolakan itu terjadi saling tolong menolong antarpemeluk agama.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016