"Terdapat tiga teknologi terbarukan yang membuat AC menjadi lebih hemat energi seperti inverter, teknologi penguapan yang menyeluruh serta kompresor yang dua tingkat," ujar Leon di Jakarta, Jumat.
Teknologi inverter merupakan teknologi yang menyesuaikan dengan suhu di ruangan. Jika suhu di ruangan sudah dingin, maka otomatis AC tersebut akan mati sendiri. AC baru akan menyala, jika suhu ruangan beranjak naik.
Sedangkan teknologi penguapan yang menyeluruh, membuat suhu di ruangan dingin secara merata.
"Jadi tidak perlu menunggu waktu lama, agar suhu ruangan dingin," jelas Direktur Utama HVAC Midea Indonesia itu.
Teknologi terbarukan tersebut, membuat penggunaan listrik menjadi separuhnya. Misalnya untuk AC dengan kapasitas 1,5 PK, daya yang digunakan pada saat nyala pertama kali adalah 1.000 watt, namun dengan teknologi tersebut daya yang dibutuhkan hanya separuhnya.
Meski demikian, lanjut dia, penghematan energi tersebut berkaitan erat dengan pola penggunaan konsumen.
"Agar hemat, jangan pasang suhu ruangan pada kondisi paling dingin, cukup 24 hingga 26 derajat celcius saja," saran dia.
Sebelumnya, Midea CAC meresmikan kantor layanan purna jual, yang juga menjadi show room, penjualan suku cadang serta pusat pelatihan.
"Kami menyadari bahwa produk yang bagus perlu ditunjang dengan instalasi dan layanan pemeliharaan. Selain itu, kami menyadari instalasi dan layanan purna jual juga menjadi kunci penting untuk menjual produk di Indonesia," kata dia.
Leon melihat saat ini tren AC di Indonesia menuju hemat energi, ekonomis, tahan lama dan ramah lingkungan.
"Hal itu dikarenakan kesadaran masyarakat akan terbatasnya sumber daya alam dan kepedulian pada lingkungan semakin meningkat," ujarnya.
(I025/J003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016