Data produk domestik bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan II 2016 menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang domestik
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 29 poin menjadi Rp13.114 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.143 per dolar AS.
"Data produk domestik bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan II 2016 menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang domestik," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2016 mencapai 5,18 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,91 persen.
"Meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah menjadi salah satu faktor yang mendorong ekonomi nasional," katanya.
Ia menambahkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2016 yang tercatat naik menjadi sebesar 111,4 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya turut menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa fokus pelaku pasar saat ini juga tertuju pada data tenaga kerja Amerika Serikat yang akan berpengaruh pada proyeksi kenaikan suku bunga di AS.
"Dolar AS bergerak datar cenderung melemah karena pelaku pasar menunggu laporan tenaga kerja dari AS yang dapat dijadikan petunjuk dalam berinvestasi. Kalangan analis memproyeksikan bank sentral AS berpotensi menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini jika data tenaga kerja cukup kuat," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.125 dibandingkan hari sebelumnya Kamis (4/8) Rp13.138.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016