Di Facebook-nya, tentara menyatakan rangkaian serangan udara dekat Arish, kota terbesar di semenanjung Sinai, juga menewaskan 45 pegaris keras lain ISIS.
ISIS di Provinsi Sinai, yang berbatasan dengan Israel, Jalur Gaza, dan Terusan Suez, belum memastikan hal tersebut.
"Keberhasilan gerakan militer itu adalah upaya memenuhi janji pasukan untuk membalaskan dendam para pahlawan. Kami akan terus mengejar seluruh unsur dan pemimpin teroris di mana pun mereka hingga Mesir dan seluruh rakyatnya kembali merasa tenang dan aman," kata militer.
Ratusan tentara dan polisi tewas dalam pemberontakan, yang dimulai sejak kepala militer, Abdel Fattah al-Sisi, menjatuhkan Presiden Mursi dari kekuasaan pada pertengahan 2013.
Kejadian itu berujung pada unjuk rasa besar. Sebagian besar kekerasan terjadi di bagian utara Sinai, pangkalan ISIS.
Militer telah menjalankan sejumlah perlawanan terhadap para pemberontak, salah satunya dengan memotong jalur persediaan senjata.
Tentara Mesir juga memborbardir desa dan terowongan di perbatasan yang diyakini sebagai jalur penyelundupan senjata berikut pasukan dari Jalur Gaza.
Warga setempat mengatakan, terowongan dipakai untuk menyelundupkan barang konsumsi ke Gaza demi menanggulangi kelangkaan akibat blokade Israel.
Pegaris keras Mesir, Ansar Bayt al-Maqdis, pada 2014 menyatakan kesetiaannya pada IS dan mengubah namanya jadi Provinsi Sinai.
Akan tetapi, tentara -yang masih menamakan kelompok itu dengan sebutan awalnya- tak menjelaskan kapan serangan udara dilakukan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016