Gresik (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memacu pengembangan industri pupuk dalam negeri guna mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Dalam kunjungan ke PT Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Kamis, ia mengatakan hal itu selaras dengan program Nawacita Pemerintah untuk menciptakan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor industri strategis domestik.
"Pupuk merupakan salah satu produk penting bagi sektor pertanian yang mampu menyumbang 20 persen terhadap keberhasilan peningkatan produksi pertanian dan berkontribusi 15 hingga 30 persen dalam struktur biaya usaha pertanian padi," kata Menperin.
Dalam pengembangan industri pupuk nasional, Airlangga menegaskan, telah ditetapkan kebijakan mendukung, antara lain revitalisasi industri pupuk, pengembangan program gasifikasi batubara untuk mengganti bahan baku gas bumi dengan batubara, dan pengembangan pabrik pupuk di lokasi sumber gas bumi.
Langkah-langkah revitalisasi ini, menurutnya, sudah sangat mendesak untuk dilakukan, mengingat persaingan bisnis pupuk internasional, terutama produk urea.
Sejauh ini, kapasitas produksi urea nasional sebesar 8 juta ton per tahun dengan kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu sebesar 9 juta ton per tahun.
"Pemerintah tengah mengkaji penurunan harga gas industri. Gas memiliki kekhususan mekanisme harga yang dilakukan dengan kontrak dan tidak selalu merefleksikan harga pasar," kata Menperin.
Kajian tersebut, jelasnya, ditujukan untuk memastikan industri apa saja yang memerlukan harga gas kompetitif dengan menyesuaikan harga gas di negara lain.
Pada paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah, industri merupakan sektor prioritas pengguna gas baik sebagai bahan bakar maupun produksi.
Pada industri pupuk, kestabilan harga bahan baku gas ikut mempengaruhi kestabilan harga dan kelancaran distribusi pupuk yang harus dijaga, demikian Airlangga Hartarto.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016