Gresik (ANTARA News) - Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto mengatakan pembangunan fasilitas produksi Amonia Urea (Amorea) II di lingkungan PT Petrokimia Gresik telah mencapai 58 persen.

"Proyek Amoniak Urea II sesuai jadwal dan progresnya berjalan 58 persen," katanya saat menerima kunjungan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Gresik, Jawa Timur, Kamis.

Nugroho mengatakan, pembangunan pabrik Amorea II merupakan proyek strategis karena menjadi bagian dari program ketahanan pangan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat.

"Saat ini, pabrik amoniak eksisting PG memiliki kapasitas produksi 445 ribu ton per tahun, sedangkan kebutuhan PG mencapai 850 ribu ton per tahun. Di sisi lain, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur saja mencapai 1 juta ton per tahun," kata dia.

Fasilitas produksi Amorea II di Gresik merupakan salah satu proyek PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai induk perusahaan PT Petrokimia Gresik.

Proyek yang menelan dana 661 juta dolar AS ini memiliki kapasitas produksi untuk amoniak sebanyak 660 ribu ton per tahun dan untuk urea sebanyak 570 ribu ton per tahun.

Bahan baku utamanya menggunakan gas 85 MMSCFD dengan teknologi untuk amoniak dari Kellog Brown and Root (AS) dan untuk urea dari Toyo Engineering Corp (Jepang).

Berdasarkan Inpres No 2/2010 mengenai revitalisasi industri pupuk, PT Pupuk Indonesia melakukan revitalisasi dalam dua tahap untuk lima pabrik pupuk di Indonesia.

"Pada tahap pertama, Pupuk Indonesia akan membangun pabrik Kaltim 5, Pusri 2B, Amorea II, dan Kujang 1C. Sedangkan untuk tahap kedua, akan dibangun pabrik Pusri 3B," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat.

Pabrik-pabrik yang ditargetkan rampung pada 2017 tersebut akan menggantikan pabrik lama yang usianya sudah di atas 20 tahun dengan konsumsi gas di atas 30 mmbtu per ton pupuk.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016