jangan sampai informasi seperti yang saya sampaikan itu justru direspon dengan hal-hal yang tidak ada maknanya untuk bangsa ini

Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar meminta pemerintah membentuk tim independen untuk menginvestigasi mafia narkoba yang bisa mengevaluasi penegakan hukum dalam kasus kartel narkotika.

"Sebaiknya dibuat tim investigatif yang independen untuk menelusuri," kata Haris di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis.

Haris berpendapat, instansi penegak hukum di Indonesia semestinya memberikan respon positif atas tulisannya tentang keterangan Freddy Budiman, bukannya melaporkannya atas tuduhan melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Saya ingin menegaskan jangan sampai informasi seperti yang saya sampaikan itu justru direspon dengan hal-hal yang tidak ada maknanya untuk bangsa ini," tegas dia.

"Mari mencari solusi yang konstruktif. Saya tahu betul banyak masyarakat yang prihatin dengan pelaporan yang dilakukan terhadap saya ke Bareskrim Mabes Polri," kata Haris.

Menurut dia, jika ada tim independen, maka jalur untuk menelusuri mafia narkoba bisa terungkap berdasarkan keterangan Freddy Budiman yang sudah ditulisnya di bawah judul "Cerita Busuk dari Seorang Bandit".

"Sebetulnya dari berbagai informasi serta dokumen yang muncul sudah kelihatan bagaimana guritanya, bagaimana menyebarnya penjahat-penjahat dari dalam institusi negara yang menyokong distribusi, pemakaian, atau penghindaran orang-orang yang menggunakan narkoba dari proses hukum," ucap Haris.

Di lokasi sama, aktivis HAM Usman Hamid juga meminta pemerintah membentuk tim independen dan menghentikan kriminalisasi terhadap Haris Azhar.

"Kami di sini mendesak presiden bukan hanya membentuk tim independen, tapi meminta presiden mengintruksikan kepada tiga pimpinan lembaga untuk menghentikan wacana kriminalisasi terhadap Hariz Azhar, yaitu pimpinan BNN, TNI dan Polri," pungkas Usman.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016