Tapaktuan, Aceh (ANTARA News) - Tim SAR berhasil menyelamatkan nelayan T Amarita setelah 18 jam terapung di laut lepas, karena boat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan yakni meledak mesin di perairan Kecamatan Bakongan, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa (2/8).
Ketua Satgas SAR Aceh Selatan Mayfendri di Tapaktuan, Rabu menyatakan, Amarita ditemukan tadi pagi pukul 05.30 WIB setelah dirinya berada di rumpon (alat penangkapan ikan yang dipasang di laut) atau sekitar 25 mil laut dari pantai.
Ia menyatakan, meledaknya mesin Robin yang ditumpangi nelayan naas tersebut disebabkan kering oli mesin sehingga mengakibatkan mesin panas kemudian meledak.
Menurut dia, sebelumnya T Amarita bergerak dari Samadua bersama seorang temannya warga Kecamatan Bakongan pada Selasa pagi dengan maksud hendak memancing ikan menggunakan boat kecil bermesin Robin.
Saat sedang memancing di perairan laut Kecamatan Bakongan secara tiba-tiba pada Selasa petang, teman korban mengeluh sakit, sehingga terpaksa diantar ke TPI Bakongan untuk kembali ke rumahnya. Setelah mengantar temannya, T Amarita memutuskan kembali ke Samadua dengan menggunakan boat dimaksud.
Saat sedang dalam perjalanan, secara tiba-tiba mesin boat meledak di tengah laut lepas sehingga korban tidak dapat lagi melanjutkan perjalanan pulang ke Samadua. Meledaknya mesin boat tersebut sekaligus juga mengakibatkan jebolnya lambung boat bagian bawah sehingga mengakibatkan boat tersebut secara perlahan-lahan tenggelam.
Sebelum boat tenggelam, kata Mayfendri, T Amarita sempat menghubungi Panglima Laot Desa Gunong Cut menggunakan HP miliknya yang selanjutnya oleh Panglima Laot meneruskan informasi kecelakaan tersebut ke Satgas SAR di Tapaktuan.
"Saat berlangsungnya percakapan beberapa saat itu, kami sempat menyuruh korban agar mencari rumpon (unjam dalam bahasa Aceh) yang ada di sekitar lokasi. Akhirnya yang bersangkutan berhasil menemukan rumpon dan selanjutnya mengikatkan dirinya di rumpon tersebut," ujar Mayfendri.
Menindaklanjuti informasi kecelakaan di laut tersebut, tim Satgas SAR yang beranggotakan sebanyak 8 orang langsung bergerak pada Selasa sore untuk melakukan proses pencarian menggunakan boat.
Proses pencarian yang berlangsung sejak Selasa sore hingga malam hari tidak membuahkan hasil sehingga tim penyelamat terpaksa memutuskan menghentikan proses pencarian untuk sementara.
"Proses pencarian sempat kami hentikan sementara sekitar pukul 24.00 WIB, karena saat kami sampai di lokasi korban meledak mesin boatnya, yang bersangkutan tidak ditemukan lagi di lokasi tersebut. Sedangkan upaya kami menghubungi korban ke HP nya juga tidak membuahkan hasil karena HP yang bersangkutan sudah mati pasca dia terjun ke dalam laut setelah boat yang dia tumpangi meledak mesin," papar Mayfendri.
Lanjut Mayfendri, proses pencarian kembali dilanjutkan pada Rabu subuh dan setelah di sisir sekitar lokasi mesin boat meledak, akhirnya korban ditemukan di sebuah rumpon laut dalam posisi tubuhnya terikat dengan rumpon.
"Di sekitar lokasi kejadian mesin boat meledak itu, terdapat banyak rumpon sehingga mengakibatkan tim pencari mengalami kendala mendapatkan korban karena tidak tahu di rumpon mana dia berada. Setelah di sisir ke sejumlah rumpon akhirnya korban berhasil ditemukan pada Rabu sekitar pukul 05.30 WIB dan langsung dievakuasi ke TPI Lhok Bengkuang, Tapaktuan," kata dia.
Pewarta: Anwar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016