Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyinggung soal tingginya harga avtur yang dijual Pertamina di Indonesia.
Luhut menyampaikan hal itu setelah mendengar keluhan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat bersama jajaran kementerian di bawah koordinasinya di Jakarta, Selasa.
"Complain (keluhan) Pak Budi Karya itu, kenapa harga avtur di Bandara Soekarno Hatta 26 persen lebih mahal dari Singapura?," katanya.
Padahal, menurut Luhut, Presiden menginginkan agar Indonesia bisa bersaing sehat dengan negara-negara tetangga, termasuk terkait harga bahan bakar sehingga perlu dilakukan efisiensi.
"Intinya Presiden mau kita dengan sekeliling ini bersaing, tidak mahal-mahal. Bersaing murah-murahan. Karena itu, efisiensi menjadi kata kunci. Kami bersama-sama akan buat lebih efisien lagi di bidang kami masing-masing," katanya.
Untuk itu, lanjut Luhut, Menteri ESDM Archandra Tahar akan melakukan kajian mengenai semua biaya untuk mengatasi keluhan tersebut.
"Kita memang banyak inefisiensi dalam negeri. Kita ingin lebih efisien," ujarnya.
Tingginya harga avtur Pertamina telah dikeluhkan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia. Tingginya harga avtur ditengarai akibat Indonesia merupakan "net importer" avtur.
Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, sebelumnya bahkan menyebut akibat tingginya harga avtur di Bandara Soekarno Hatta itu, banyak maskapai luar negeri enggan transit di Indonesia dan malah memilih Singapura.
Ia, kala itu, juga mengaku akan mengupayakan agar harga avtur Pertamina bisa turun dengan adanya penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN).
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016