Melbourne (ANTARA News) - Michael Phelps merebut medali emas keenamnya pada Kejuaraan Dunia, Sabtu, dan Australia mencetak rekor dunia baru, namun kejayaan tersebut tersaput kabut dugaan doping terhadap Ian Thorpe. Phelps merebut mahkota juara bertahan 100m gaya kupu-kupu putra dari Ian Crocker setelah melesat pada 20m terakhir untuk mencatatkan waktu 50,77 detik, waktu tercepat kedua dalam sejarah dan menjadi perenang Amerika Serikat pertama yang bisa mencapai waktu di bawah 51 detik. Kemenangan tersebut menyamakannya dengan Thorpe sebagai perenang yang mampu merebut medali emas dalam satu kejuaraan dunia dan Phelps masih berpeluang merebut dua emas lagi dari nomor 400m gaya ganti perorangan dan 4x100m gaya ganti estafet. "Itulah cara saya merebut medali Olimpiade. Anda harus menggapai(tembok) finish sebaik yang anda bisa. Saya mencoba menggapai tembok dan juga mencoba melakukannya pada 50m pertama," jelasnya mengenai kemenangan tipis itu, seperti dilaporkan AFP. Crocker merebut medali perak dengan 50,82 detik, sementara Albert Subirats Altes dari Venezuela merebut perunggu. "Itu bukan lomba yang saya inginkan. Tak apa. Saya selalu ingin lebih cepat. Saya selalu ingin menjadi yang pertama menyentuhkan tangan ke tembok," ujar Crocker. Tim putri Australia yang tengah "panas" berhasil menahan laju Amerika Serikat untuk merebut medali emas 4x100m gaya ganti estafet, memecahkan rekor dunia milik mereka sendiri saat perenang terakhir Libby Lenton menyentuh tembok saat waktu menunjukkan 3:55,74. Itu adalah medali emas kejuaraan dunia keempat untuk Lenon dan yang ketiga untuk Leisel Jones. AS merebut perak diikuti Cina yang harus puas dengan perunggu. Saat Phelps menambah lembaran baru dalam karir hebatnya, Thorpe tersangkut kasus doping yang diungkap oleh harian olahraga Prancis. Harian itu mengabarkan sebuah sampel dari tubuh Thorpe yang dites pada Mei lalu menunjukkan tingginya kadar testosteron dan hormon luteinizing. FINA mengatakan telah mengajukan permohonan pemeriksaan tes doping itu kepada Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS), untuk mengklarifikasi analisa terbalik tersebut, meskipun tidak menyebutkan nama perenang Australia itu. Ancaman terhadap reputasi Thorpe, yang pensiun November lalu sebagai salah satu perenang terhebat dalam sejarah, memicu pembelaan dari beberapa pelatih ternama dunia. "Ia adalah anak muda dengan prinsip dan integritas yang kuat dan saya telah lama mengenalnya jadi saya mendukung Ian 1000 persen," kata direktur eksekutif Renang Australia, Glenn Tasker. Kembali ke kolam, Kate Ziegler melibas unggulan dari Prancis Laure Manaudou untuk merebut medali emas 800m gaya bebas dengan waktu 8:18,52. Manaudou merebut perak dengan 8:18,80 dan Heyley Peirsol dari AS merebut perunggu (8:26,41). Waktu yang dicatatkan Ziegler adalah tercepat kedua dalam sejarah setelah Janet Evans yang masih memegang rekor dunia (8:16,22) yang diciptakannya di Tokyo pada 1989. "Hanya tertinggal dua detik (dari rekor dunia), saya bahagia. Saya selalu ingin berlomba secepatnya," kata Ziegler mengenai rekor Evans. AS terus menambah medali, kali ini melalui Ben Wildman-Tobriner pada nomor 50m gaya bebas putra dengan 21,8 detik, diikuti rekan senegaranya Cullen Jones (21,94) dan atlet Swedia Stefan Nystrand (21,97). Perenang AS lain Margarat Hoelzer merebut medali emas 200m gaya punggung putri, mengalahkan juara bertahan Kirsty Coventry dari Zimbabwe yang merebut perak. Perunggu didapat perenang Jepang Reiko Nakamura. Swedia mendapat medali emas pertamanya pada kejuaraan tersebut ketika juara Eropa Therese Alshammar sprint lebih cepat dibandingkan yang lainnya pada nomor 50m gaya kupu-kupu putri dengan 25,91 detik, melampaui juara bertahan dari Australia Danni Miatke (26,05) dan Inge Dekker dari Belanda (26,11). (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007