Jakarta (ANTARA News) - Para pelaku usaha dalam negeri yang tergabung di Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA-BPG) menyampaikan rekomendasi berupa makalah posisi, untuk kelanjutan perundingan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Ada enam sektor yang difokuskan dalam rekomendasi kami, jadi dari segi kemitraan dan kerja sama sektor itu yang kami lihat," kata Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Shinta Kamdani, di Jakarta, Selasa.
Shinta mengatakan, keenam sektor yang difokuskan oleh Indonesia dalam rekomendasi berjudul Dua Tetangga: Mitra dalam Kemakmuran tersebut adalah pendidikan tinggi, kesehatan, pertambangan, jasa, usaha rintisan digital, dan investasi.
Menurut Shinta, Indonesia dan Australia dari sisi perdagangan memang sudah terjalin cukup baik, namun, dari sisi investasi memang harus lebih dikembangkan lagi. Shinta memandang, Australia bisa masuk ke Indonesia khususnya investasi pada sektor infrastruktur.
"Jadi yang harus digenjot adalah sisi investasi, yang Australia bisa masuk ke Indonesia adalah infrastruktur. Selain itu juga sektor digital ekonomi, karena di Indonesia salah satu permasalahannya adalah dari akses pembiayaan," kata Shinta.
Shinta mengharapkan, nantinya pada saat kerja sama Indonesia Australia dalam IA-CEPA tersebut selesai dan mulai berlaku mampu memberikan hasil yang konkrit terutama untuk standard produk Indonesia yang akan masuk ke Negeri Kanguru tersebut.
"Kita perlu harmonisasi standard, karena produk Indonesia yang masuk ke Australia itu masih terkendala di standard dan kualitas. Ini harus dibicarakan karena dari sisi tarif sudah minimal," kata Shinta.
Shinta menambahkan, selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan perdagangan antar kedua negara serta investasi Australia ke Indonesia meningkat. Para pelaku usaha, lanjut Shinta, mengharap peningkatan tersebut bisa naik dua kali lipat.
"Setelah selesai, IA-CEPA tersebut kami harap bisa dua kali lipat menaikkan neraca perdagangan dan investasi. Perjanjian perdagangan semacam ini, nantinya akan membuat Indonesia bisa bersaing secara global," kata Shinta.
Rekomendasi yang disampaikan tersebut merupakan tindak lanjut dari makalah posisi IA-BPG pada 2012 sebagai pendorong awal perundingan perdagangan Indonesia dengan Australia. IA-BPG terdiri dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Kadin Australia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Ai Group, Indonesia-Australia Business Council, dan Australia-Indonesia Business Council.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia dan Australia sepakat untuk melakukan reaktivasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan mengedepankan kreativitas dan inovasi.
Indonesia dan Australia akan berupaya memastikan bahwa IA-CEPA berjalan komprehensif dan memberikan hasil maksimal dalam hal perdagangan barang dan jasa, kerja sama investasi dan ekonomi, serta secara seimbang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Selain itu, kesepakatan tersebut juga harus dibangun dengan memperhatikan kesepakatan multilateral dan regional, serta perundingan yang sebelumnya telah berjalan antara Indonesia dan Australia.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016