Bengkulu, Bengkulu (ANTARA News) - Bustami, juru pelihara makam Inggris, di Kota Bengkulu, mengatakan, situs bersejarah di Kelurahan Jitra yang dia jaga agar dilengkapi informasi pendukung agar memudahkan wisatawan saat berkunjung.

"Saya tidak tahu persis berapa jumlah makam tua di sini, saya hanya memeliharanya saja," kata Bustami, saat ditanya seputar informasi tentang makam itu, di Bengkulu, Selasa.

Dia berharap Dinas Pariwisata Bengkulu atau instansi terkait setempat bisa menyediakan selebaran berisi informasi terkait sejarah makam Inggris yang sudah ada sejak sekitar 1775 itu.


Bengkulu yang menghadap Samudera Hindia di pesisir timur Pulau Sumatera memang memiliki posisi pokok dalam pertahanan dan kolonialisasi Inggris pada masa itu. Tinggalan kolonialisasi Inggris yang paling besar dan nyata di Bengkulu adalah Benteng Marlborough, yang serupa "kura-kura" jika dilihat dari atas.

"Pemerintah bisa menyediakan fotokopi informasi yang ditaruh di sini agar memudahkan pengunjung," katanya.

Bustami telah menjadi juru pelihara makam Inggris secara resmi sejak 2010. Bustami beserta istri dan ke empat anaknya juga tinggal di komplek makam di Kelurahan Jitra, Kecamatan Teluk Segara, itu.

Berdasarkan informasi yang ditelusuri, komplek makam Inggris tersebut dulunya berada di areal sekitar 4,5 hektare.

Bustami menuturkan awalnya terdapat seratusan batu nisan yang ada di komplek makam itu. Namun saat ini luas areral pemakaman dan jumlah nisan telah berkurang akibat berbagai pembangunan, mulai dari pendirian gereja, kantor kecamatan dan kelurahan, sekolah, puskesmas, atau perumahan warga.

Saat ini masih ada 53 batu nisan yang ada di komplek makam yang terletak sekitar 200 meter dari rumah jabatan gubernur Bengkulu itu.

Sebagian kondisi makam juga telah rusak karena dimakan usia namun tulisan di batu nisan masih jelas dibaca.

Inggris datang ke Bengkulu pada 1650-an guna memperluas daerah kekuasaan di wilayah Asia Tenggara. Selama berada di Bengkulu, banyak warga Inggris yang meninggal akibat terkena penyakit atau bersengketa dengan warga setempat.


Inggris juga punya makam resmi tentara-tentara dan warganya di kawasan Mentengpulo, Jakarta Pusat.

Sebelumnya, Komunitas Bengkulu Heritage Society (BHS) telah bersurat ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi untuk lebih memerhatikan situs sejarah dan budaya yang ada di Kota Bengkulu karena kondisinya memprihatinkan.

Pewarta: RIski Maruto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016