"Sudah masuk, dan penyelesaian perencanaan sudah semua, dan kini sudah mulai tender," kata Basuki ditemui usai menjadi "keynote speaker" seminar internasional di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Terkait soal lahan, kata Basuki, sudah tidak ada masalah berarti, sebab hanya sekitar separuh lahan yang akan dibebaskan menggunakan mekanisme tender, sisanya adalah lahan milik pemerintah.
"Dari total lahan yang akan digunakan untuk jalan tol, sekitar 50 km kalau tidak salah adalah milik PTPN atau Perhutani. Dan itu pasti bisa digunakan terlebih dahulu, sisanya akan menyusul kemudian," katanya.
Sebelumnya pada Juli 2016, Basuki telah melakukan pertemuan dengan Menteri BUMN Rini Sumarno di Jakarta untuk membahas perkembangan percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.
Dalam kesempatan itu, dibahas Tol Trans Jawa, simpang sebidang lahan PT Kereta Api, dan pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi agar menjadi fokus utama untuk diselesaikan guna mengatasi kemacetan, khususnya di Pulau Jawa.
Basuki menargetkan proyek jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi selesai pada 2019, karena pada Agustus 2016 penyelesaian perencanaan telah selesai, kemudian diikuti tahap prakualifikasi untuk persiapan lelang.
Terkait anggaran, Basuki tidak menyebutkannya karena masih dalam persiapan perancangan desain, dan untuk pola pembangunan lintasan sebidang akan dilakukan dengan sistem konstruksi "fly over" (jalan layang), masing-masing sepanjang sekitar 30 meter setiap bidang.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016