Sidoarjo (ANTARA News) - Gubernur Jawa Timur Imam Utomo mendesak Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS) untuk segera menyelesaikan aliran lumpur yang mengalir ke arah jalan raya Porong hari ini juga (Sabtu, 31/3), karena jalur ini merupakan urat nadi Jatim bagian Selatan dan Timur. "Aliran lumpur sepanjang jalan raya Porong hari ini harus segera diselesaikan dan harus sudah bersih dari genangan lumpur, sehingga bisa digunakan kembali," ucap Imam dalam kunjungannya ke lokasi Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Sabtu. Pantauan ANTARA News menyebutkan, air lumpur sudah mengenangi jalan raya Desa Siring Porong sisi timur dan rel KA di lokasi tersebut. Akibatnya, lalu lintas ke arah selatan (Sidoarjo ke Malang) untuk sementara ditutup, sebaliknya yang dari selatan ke utara (Malang-Surabaya) tetap normal. Selain itu, meski rel KA sudah terendam lumpur, hingga saat ini KA bisa melintasi di titik itu, meskipun harus memperlambat lajunya. Upaya penanggulan agar air lumpur tak makin mengenangi rel dan jalan raya Porong terus dikebut oleh timnas PSLS. Dua eskavator dikerahkan untuk membuat tanggul di sepanjang rel kereta api yang ditenggelamkan lumpur Lapindo. "Sampai saat ini upaya penanggulan terus dikebut. Namun, konsentrasi penanggulan saat ini terpecah menjadi dua, ada yang di pusat semburan dan di jalan," kata juru bicara Timnas PSLS, Rudi Novrianto. Menurut dia, langkah itu ditempuh, karena dikhawatirkan tanggul di pusat semburan ikut jebol, sehingga pihaknya akan berupaya mencegah lumpur semakin jauh mengalir ke rel kereta api. Upaya penanggulangan ini, mendapat penolakan keras dari warga Siring, sehingga pengerahan truk ke lokasi untuk menurunkan sirtu terganggu. Para warga Siring mendesak pencairan uang ganti rugi segera dicairkan. Hingga saat ini lumpur sudah mengalir sepanjang 300 ke arah jalan raya Porong dan mencapai ketinggian tujuh sentimeter. Meski Timnas sudah berhasil menutup aliran lumpur sepanjang pinggiran rel kereta api, namun ancaman lumpur terus mengarah lagi ke Desa Siring. Lokasi luberan ini tepatnya ke pemukiman penduduk yang sebelumnya sudah tenggelam.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007