Saya yakin bahwa bidang-bidang kerja sama tersebut akan memberikan manfaat bagi kedua negara."
Jakarta (ANTARA News) - Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memimpin delegasi RI terdiri atas Menristek Dikti, Dubes RI untuk RRT, para deputi kementerian, dan jajaran eselon I kementerian dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Hubungan Antar Masyarakat di Guiyang, Tiongkok, Senin.
Pertemuan itu menindaklanjuti pertemuan pertama "High Level People to People Exchange Mechanism" di Jakarta pada Mei 2015, yang telah menghasilkan sejumlah kerja sama konkret kedua negara.
"Kita percaya bahwa pertemuan telah mencapai hasil yang signifikan bagi pengembangan dan peningkatan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang hubungan antarmasyarakat. Kerja sama ini diharapkan dapat membangun suatu dunia yang sehat dan aman, suatu dunia yang setiap orang dapat hidup dalam suasana damai, suatu dunia yang terdapat keadilan dan kemakmuran untuk setiap orang, dan suatu dunia dengan nilai kemanusiaan mencapai kejayaannya yang penuh," kata Menko PMK dalam pembukaan pertemuan itu.
Hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Tiongkok di berbagai bidang seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya telah berkembang semakin pesat dalam beberapa waktu terakhir.
Hubungan itu ditandai dengan meningkatnya pertemuan antara pemimpin kedua negara bahkan sejak menjabat tahun 2014 lalu, Presiden Joko Widodo terhitung sudah empat kali bertemu dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, di samping dalam pertemuan penting dalam forum-forum resmi kenegaraan lainnya.
Rentang waktu enam tahun terakhir, hubungan kerja sama Indonesia - Tiongkok telah menghasilkan setidaknya 60 kesepakatan, 20 di antaranya merupakan kesepakatan kerja sama hubungan antarmasyarakat kedua negara (people to people exchange).
Menko PMK Puan Maharani dalam keterangan tertulisnya, juga memaparkan sejumlah potensi kerja sama yang dapat dijalin antara Indonesia dengan Tiongkok terkait tugas pokok dan fungsinya selaku Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Potensi kerja sama itu antara lain pada bidang pendidikan, industri kreatif (media), kesehatan, pariwisata, kepemudaan, dan olahraga.
"Saya yakin bahwa bidang-bidang kerja sama tersebut akan memberikan manfaat bagi kedua negara," papar Menko PMK.
Kerja sama dalam bidang ristek dikti, Menko PMK berharap Pemerintah Tiongkok dapat bekerja sama meningkatkan kapasitas riset dan teknologi melalui investasi, alih teknologi, pelatihan dan pengembangan produk bersama.
Selain itu, Menko PMK juga mengharapkan pemberian beasiswa Pemerintah Tiongkok kepada mahasiswa Indonesia dapat terus meningkat, terutama untuk jenjang pendidikan tinggi dan pendidikan vokasional berbagai jurusan.
Untuk kerja sama bidang kebudayaan, Menko PMK berharap jalinan kerja sama itu dapat memperkuat promosi budaya hingga meningkatkan pemahaman budaya kedua negara.
Menko PMK sangat setuju akan inisiasi kesepakatan "Pernyataan Kehendak" Indonesia - Tiongkok mengenai pendirian Pusat Budaya Timbal Balik yang ditandatanganinya pada pertemuan tingkat tinggi ini.
Di samping kerja sama kebudayaan, Menko PMK juga mengajak Tiongkok untuk kerja sama sektor wisata dengan mendorong target 10 juta wisatawan dua arah sebagaimana konsensus kedua Presiden. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan aturan bebas visa bagi wisatawan asal Tiongkok.
"Saya juga menyambut baik kerja sama Giant Panda Indonesia - Tiongkok yang telah disepakati tahun 2013 lalu. Lembaga terkait di Indonesia telah siap menerima kedatangan Giant Panda Tiongkok. Saya sepakat bahwa hewan Panda akan menjadi simbol persahabatan dan kerja sama erat Indonesia - Tiongkok," tambah Menko PMK.
Potensi kerja sama yang ingin digalang lainnya adalah bidang kepemudaan. Menko PMK memandang perlu untuk meningkatkan lagi program pertukaran pemuda kedua negara.
"Hal ini penting karena pemuda yang saling memahami baik Indonesia maupun Tiongkok sangat diperlukan dan akan menjamin keberlanjutan hubungan kerja sama kedua negara yang sudah sejak lama dirintis ini," kata Puan.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016