Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, untuk melakukan penelitian menggali informasi penemuan situs diduga bangunan candi di Musuk, kata Kepala Disbudpar Boyolali, Mulyono Santoso, di Boyolali, Senin.
"Kami sudah koordinasi BPCB Jateng yang memiliki tenaga ahlinya untuk penelitian ke lokasi penemuan," kata Mulyono.
Menurut Mulyono, pihaknya segera menurunkan petugas mendampingi tim BPCB mengambil contoh benda yang diduga masuk cagar budaya di lokasi penemuan untuk penelitian.
Menurut dia, pihaknya mempunyai kewajiban untuk melestarikan benda-benda cagar budaya termasuk situs penemuan bangunan candi itu.
Menurut Aris Winarno (64) salah satu warga Desa Ringin Larik, puluhan bongkah batu yang mempunyai bentuk kotak dan tapal kuda ditemukan di lokasi menggantian pembangunan embung. Namun, batu bermacam-macam bentuknya itu, sudah dipindahkan sekitar 50 meter dari lokasi penemuan.
Menurut Aris, sisa reruntuhan lain yang masih di lokasi penggalian antara lain batu berukuran sekitar satu meter persegi masih berserakan di lokasi penemuan.
Aris mengatakan kakeknya dahulu pernah bercerita tentang di lokasi penemuan ada dua buah bangunan candi. Namun, cerita kakeknya itu, banyak yang tidak percaya, karena di lokasi ini sama sekali tidak ada bekas-bekas adanya bangunan candi.
"Warga baru percaya setelah pada proses penggalian embung dengan kedalaman sekitar dua meter, ditemukan reruntuhan batuan yang identik dengan elemen bangunan candi.
Bahkan, warga yang ikut melakukan pengecekan di lokasi reruntuhan batu tersebut juga ada yang menemukan sebuah kotak batu yang didalamnya terdapat belasan lempeng logam berwarna kuning keemasan. Pada setiap lempengan logam itu, ada huruf timbul yang mirip aksara jawa kuno.
"Warga dengan penemuan situs diduga bangunan candi itu, pada Kamis (28/7), kemudian dilaporkan ke aparat desa setempat dan dilanjutkan ke Disbudpar," katanya.
Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016