"Para peserta dari 50 negara sudah menyatakan kehadiran mereka. Negara-negara yang sudah mengonfirmasi keikutsertaan atlet karate mereka antara lain Jepang, Denmark, Australia, Amerika Serikat, Hong Kong, Argentina, dan beberapa negara lain," kata Ketua Panitia Penyelenggara Kejuaraan Dunia Karate SKIF 2016 Aldrin L Tandau di Jakarta, Senin.
Tim tuan rumah Indonesia, lanjut Aldrin, akan menurunkan lebih dari 80 atlet pada 60 nomor pertandingan.
"Kami menargetkan posisi tiga besar. Untuk itu, kami masih membuka pendaftaran hingga 20 Agustus kepada atlet-atlet karate baik dari perguruan lain, maupun atlet daerah," katanya.
Tim Indonesia akan fokus pada pertandingan-pertandingan kategori junior untuk nomor kata. "Kami fokus pada nomor kata karena secara postur atlet-atlet kita kalah dari atlet Eropa," kata Aldrin.
Tim Indonesia akan menghadapi persaingan ketat dari tim Jepang dan tim Denmark sebagai peraih posisi pertama dan posisi kedua dalam Kejuaraan Dunia Karate SKIF di Sydney Australia pada 2012.
Aldrin mengatakan kejuaraan dunia karate itu sekaligus menjadi persiapan Indonesia jelang Asian Games 2018 serta harapan menjadi cabang yang dipertandingkan dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Kejuaraan yang didukung Kementerian Pariwisata dan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) itu menghabiskan dana lebih dari Rp6 miliar dan persiapan panitia penyelenggara sudah mencapai 90 persen.
"Persiapan kami untuk menjadi tuan rumah hanya dalam waktu satu tahun. Umumnya, persiapan sebagai tuan rumah adalah tiga tahun. Kami mengambil posisi Venezuela yang semestinya menjadi tuan rumah kejuaraan yang ke-12 ini," kata Aldrin.
Panitia penyelenggara, menurut Aldrin, telah menyiapkan lokasi pertandingan di Stadion Istora Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta. Tapi, panitia memindah lokasi penyelenggaraan ke JIE Kemayoran menyusul rencana renovasi Stadion Istora jelang Asian Games 2018.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016