Meulaboh (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarnas) mengevakuasi jasad Hasanuddin, seorang penambang emas yang sebelumnya hilang tengelam di aliran sungai Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Koordinator Basarnas Pos Meulaboh, Rahmad Kenedy di Meulaboh, Senin, mengatakan, jasad korban ditemukan oleh pekerja pendulang emas berjarak sekitar 5-6 kilometer dari Tempat Kejadian Perkara (TK) dalam kondisi sudah mengapung.
"Jasad korban selesai di evakuasi dalam waktu hampir 15 jam karena medan jalan kesana cukup sulit penuh terjal. Korban dijemput langsung oleh keluarganya yang memang siaga di posko selama operasi pencarian berlangsung,"sebutnya.
Kenedy menjelaskan, awalnya Tim SAR telah menarik semua regu pencarian pada Jumat (29/7) pukul 18.00 WIB karena waktu pencarian sudah tidak efektif, sebab sejak dimulai pencarian (25/7) hasilnya masih nihil, jasad korban tidak ditemukan.
Kemudian pada Sabtu (30/7), pekerja pendulang emas di daerah aliran sungai Krueng Reuget menemukan jasad korban sudah mengapung dan telungkup, setelah mendapatkan informasi tersebut Tim SAR turun kembali mengevakuasi.
Kenedy menceritakan, jasada korban cukup jauh dibawa hanyut aliran sungai setempat, sebab selama lima hari melakukan penyisiran tidak ditemukan dan dirinya menduga tubuh korban sempat tersangkut pada kayu-kayu dan bebatuan.
"Saat kejadian itu air sungai tidak deras, saya perkirakan korban duluan terbentur terkena batu ketika kakinya tergelincir, disitu dia telah meningal. Kemudian beberapa saat air sungai deras sehingga tubuhnya terseret jauh,"jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, saat kejadian menimpa pria asal Kabupaten Aceh Timur itu, korban terjatuh terbentur bebatuan dalam air, kemudian tubuhnya tidak mucul kepermukaan dengan perkiraan saat terjatuh tubuhnya tersangkut.
Sebut Kenedy, proses evakuasi sedikit terlambat karena medan jalan begitu sulit dan tidak ada jaringan komunikasi dapat digunakan sehingga informasi ditemukan korban dengan sampainya tim evakuasi memakan waktu cukup lama.
Dia berpesan kepada masyarakat setempat untuk berhati-hati apabila memang ada keperluan secara ekonomis ataupun menuju tempat tersebut karena bebatuan disana licin meskipun air sungai tidak begitu deras.
"Saya sendiri sempat kepeleset saat jalan dibebatuan itu. Kondisi disana labil, kadang saat air sungai sedang normal tiba-tiba bisa berubah sehingga bisa menyerat apapun itu," katanya menambahkan.
Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016