Damaskus (ANTARA News) - Pertempuran sengit berkecamuk pada Ahad (31/7) di Aleppo, Suriah, setelah serangan besar gerilyawan dalam upaya menerobos pengepungan pemerintah terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan, kata satu kelompok pemantau.
Jabhat Fateh Ash-Sham, yang dikenal dengan nama Front An-Nusra sebelum memutuskan hubungan dengan Al-Qaida dan mengubah namanya, serta kelompok lain gerilyawan pada Ahad melancarkan serangan besar dengan harapan bisa menerobos pengepungan yang dilakukan baru-baru ini oleh militer Suriah terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian timur Aleppo, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.
Kelompok pengamat yang berpusat di London, Inggris, itu mengatakan gerilyawan menyerang dari beberapa arah, ditambah dengan ledakan yang suaranya terdengar di pinggir selatan Aleppo.
Dua bom mobil, katanya, diledakkan di Aleppo Selatan, saat serangan dilancarkan oleh gerilyawan.
Pertempuran darat tersebut juga ditambah oleh serangan udara terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggiran barat Aleppo, kata Xinhua.
Pada Ahad pagi, Tentara Al-Fateh, atau Tentara Penakluk --sekutu Jabhat Fateh Ash-Sham, mengumumkan di dalam satu pesan video awal serangan besar untuk menerobos gerak maju militer Suriah belum lama ini di Aleppo.
Pada penghujung pekan terakhir Juli, militer Suriah menyerbu Daerah Bani Zaid, kubu utama gerilyawan di bagian timur Aleppo.
Kemajuan tersebut dicapai satu pekan setelah militer memutus jalur pasokan terakhir gerilyawan yang menghubungkan daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggir utara Aleppo dengan bagian lain yang dikuasai gerilyawan di bagian timur kota itu.
Pemutusan Jalan Castello telah menjadi pukulan keras terhadap gerilyawan di dalam Kota Aleppo.
Dengan dicapainya kemajuan tersebut, militer Suriah telah sepenuhnya mengepung Aleppo Timur, dan mendesak gerilyawan agar menyerahkan diri dan warga sipil agar bekerjasama.
Selain itu, Presiden Suriah Bashar al-Asad mengumumkan pengampunan buat gerilyawan yang menyerahkan diri dan senjata mereka kepada pihak berwenang.
Pemerintah Suriah melalui kerja sama dengan Rusia juga membuka tiga jalur aman buat warga sipil yang ingin meninggalkan Aleppo Timur. Mereka juga membuat jalur keempat buat gerilyawan yang ingin menyerahkan diri.
Pada Sabtu (30/7), kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan puluhan keluarga mengungsi dari beberapa kabupaten Aleppo Timur, di tengah laporan bahwa gerilyawan menghalangi banyak keluarga meninggalkan daerah tersebut.
Pengungsian warga sipil juga ditambah oleh laporan resmi mengenai petempuran gerilyawan yang menyerahkan diri kepada pemerintah.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016