Washington (ANTARA News) - Raja Arab Saudi Abdullah telah memperingatkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad agar ia tidak meremehkan ancaman militer Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, lapor Newsweek, kemarin.Ahamdinejad bertemu dengan Raja Abdullah pada 4 Maret di Riyadh, dan secara terbuka kedua pemimpin sepakat untuk memerangi perselisihan Sunni-Syiah d kawasan itu.Menlu Saudi Saud al-Faisal mengatakan pada Newsweek dalam satu wawancara bahwa raja sementara itu telah memperingatkan Ahmadinejad untuk menganggap serius ancaman serangan militer AS karena penolakan Iran untuk menghentikan program pengayaan uraniumnya tersebut."Dalam masalah nuklir ini, kami memperingatkannya: "Jangan bermain dengan api. Jangan mengira ancaman (serangan Amerika pada Iran) itu merupakan ancaman kosong; pikirkan bahwa itu ancaman benar-benar, mungkin bahkan ancaman yang gamblang," kata Faisal dalam wawancara yang disiarkan di situs Internet Newsweek."Mengapa anda ingin mengambil kesempatan itu dan merusak negara anda?", lanjut raja, menurut Faisal. "Mengapa tergesa-gesa? Mengapa anda harus melakukannya (memperkaya uranium) tahun ini dan tidak tahun depan atau tahun sesudahnya? Atau lima tahun dari sekarang. Mengapa tergesa-gesa benar dalam (melakukannya)?. Raja "berbicara pada setiap orang secara terus-terang," kata Faisal, yang menambahkan bahwa rajanya secara blak-blakan mengatakan pada Ahamdinejad: "Anda telah campurtangan dalam urusan Arab", merujuk pada yang diduga campurtangan Iran di negara Timur Tengah lainnya. Ahmadinejad mendengarkan, kemudian membantah telah campurtangan. "Namun kami mengatakan, `apakah anda membantahnya atau tidak, hal itu telah menciptakan perasaan buruk pada Iran dan kami kira anda harus berhenti`," kata Faisal pada Newsweek. "Tentu saja bahwa Iran telah melakukan campurtangan di Irak," kata Faisal. "Kami katakan pada mereka hal itu tidak akan menguntungkan mereka tapi akan lebih merusak mereka ketimbang (kebaikan bagi mereka). Namun kami tidak menempatkan diri kami dalam posisi konflik dengan Iran." Pejabat Saudi itu juga mengatakan pada pejabat Iran "bahwa campurtangan mereka dalam urusan Arab akan menimbulkan balas dendam di dunia Arab dan di dunia Muslim. Sejumlah negara Muslinm lainnya telah mengeluhkan campurtangan Iran dalam urusan dalam negeri mereka", kata Faisal. "Dan kami berbicara pada mereka secara terus-terang dan jujur mengenai masalah itu dan mereka melihat bahaya bahwa apa yang terjadi akan menimbulkan perselisihan antara Syiah dan Sunni." Menlu Saudi itu juga mengatakan merupakan "bencana" bagi Iran dengan menahan 15 kelasi dan marinir Inggris yang ditangkap 23 Maret lalu. Iran bersikeras personil itu ditahan karena berada di perairan Iran tapi Inggris bertahan mereka di dalam perairan Irak. "Ini hanya bukan waktunya bagi mereka menghadapi masalah seperti yang membayang. Kami katakan pada mereka hal itu," kata Faisal. Pada Rabu, Raja Saudi mengecam pendudukan AS atas Irak dalam pidato pembukaan pertemuan puncak Arab tahunan di Riyadh -- tindakan yang beberapa pengamat katakan merupakan upaya untuk menjauhkan dirinya dari pemerintah Bush yang diperangi, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007