San Diego (ANTARA News) - Seorang polisi San Diego ditembak mati dan satu lagi terluka pada Kamis, kata kepolisian pada Jumat, seraya menambahkan satu tersangka ditahan.
Petugas itu, anggota satuan pemberantas gerombolan ditembak saat berhenti di lampu lalu lintas sekitar pukul 23:00 PDT (13.00 WIB Jumat) di Southcrest, wilayah San Diego tenggara, kata "San Diego Union-Tribune", seperti dilaporkan Reuters. Petugas itu dibawa ke rumah sakit.
"Dengan sangat sedih, kami mengumumkan kematian salah satu petugas kami pada malam ini," kata kepolisian tersebut Jumat di Twitter-nya.
Petugas kedua menjalani pembedahan dan diperkirakan bertahan hidup, katanya.
Kepolisian menambahkan mereka mencari tersangka lain.
Peristiwa itu terjadi sesudah delapan petugas ditembak mati dalam penyergapan di Dallas dan Baton Rouge pada Juli, menempatkan kepolisian di seluruh Amerika Serikat dalam keadaan waspada.
Pihak berwajib pada pertengahan Juli mempelajari latar belakang dan alasan seorang mantan sersan marinir Amerika Serikat membunuh tiga polisi di Baton Rouge.
Pembunuhan tersebut terjadi dua pekan sesudah polisi menembak mati seorang pria kulit hitam, yang memicu unjuk rasa di seluruh Amerika Serikat, termasuk pembunuhan lima polisi di Dallas.
Tersangka itu, yang mengenakan pakaian hitam dan bersenjata senapan, ditembak mati dalam baku tembak dengan polisi, yang mengepung tempat bentrokan tersebut.
Dua polisi dan seorang wakil sherif Baton Rouge terbunuh, satu wakil sherif lagi menderita cedera parah. Seorang polisi dan satu deputi sherif luka ringan.
Kepolisian Dallas pada pekan pertama Juli memburu salah satu dari beberapa penembak gelap, yang menewaskan lima polisi dan melukai enam petugas lain.
Peristiwa itu terjadi pada malam hari saat korban bertugas menjaga pengunjuk rasa, yang menentang pembunuhan terhadap dua pria kulit hitam oleh polisi.
Petugas keamanan menangkap tiga orang seusai serangan itu, yang disebut polisi sangat terencana.
Polisi terlibat baku tembak dengan seorang terduga pelaku di tengah kota, kata pihak keamanan.
Sejumlah pejabat Gedung Putih berbicara dengan Wali Kota Dallas Mike Rawlings mengenai penembakan itu, yang mengubah salah satu kota paling besar di Amerika Serikat tersebut menjadi medan perburuan sangat luas.
(Uu.B002/B012)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016