"Saya ini jembatan, saya lihat dan coba sebanyak mungkin masyarakat terlibat melestarikan binatang itu," kata Nadine saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (29/7).
Ia melihat Indonesia, yang merupakan rumah bagi harimau Sumatera, tidak banyak memiliki spesies tersebut.
Ia menganjurkan setiap orang mencari alasan untuk tidak memakai aksesoris yang terbuat dari hewan langka, termasuk harimau Sumatera.
"Saya punya prinsip tidak mau pakai aksesoris dari harimau, hiu, telur penyu," kata Nadine.
"Kita penghancur terbesar, tapi kita penyelamat juga," kata dia.
Sementara itu, adiknya Marcel memilih untuk menggunakan sedikit mungkin kertas dalam kegiatan sehari-harinya.
Marcel mengaku bila melihat catatan miliknya, banyak sekali coretan karena ia memilih untuk tidak menggunakan kertas baru saat salah menulis.
"Saya maunya pakai kertas itu saja," kata dia.
Seekor harimau perlu tempat di alam terbuka sekitar 10 ribu hektar untuk hidup.
Ia meyakini bila hutan, yang menjadi sumber kertas, hanya tersisa sedikit, akan sedikit pula harimau yang dapat hidup.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016