"Saya mau cek Kartu Indonesia Sehat ibu, bisa diangkat," kata Khofifah di tengah-tengah para peserta Program Keluarga Harapan di Pendopo Pemkab Pamekasan.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, saat ini sedang dilakukan uji coba penerapan bansos nontunai dan akan diberlakukan satu kartu untuk semua bansos.
Selama ini bansos seperti Program Keluarga Harapan, beras untuk warga sejahtera (rastra), Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar masing-masing memiliki kartu sendiri.
"Jadi nanti di dompet ibu-ibu tidak lagi penuh dengan kartu-kartu, tapi cukup satu kartu untuk semua bantuan," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini bansos nontunai termasuk penyaluran rastra lewat elektronik warung (e-warung) sudah diujicobakan di Malang, Sidoarjo dan akan menyusul di Mojokerto.
Dia menjelaskan, nantinya penerima rastra yang selama ini menerima beras sebanyak 15 kilogram setiap bulan dengan menebus Rp1.600 per kilogram akan diberi dalam bentuk uang sebesar Rp120 ribu.
Namun, uang tersebut tidak bisa diuangkan tapi bisa diganti dengan beras dengan berbagai kualitas atau gula, minyak goreng dan tepung di e-warung.
"Bantuan hanya bisa diganti empat item itu saja, tidak bisa dengan barang di luar itu karena kartunya dikunci dengan sistem," ujar Khofifah.
Pada kesempatan itu, Mensos menyerahkan bantuan PKH senilai lebih dari Rp31 miliar untuk 17.986 keluarga peserta PKH serta rastra untuk 86.397 keluarga dengan nilai total bantuan Rp112 miliar.
Bantuan kendaraan siaga bencana sebanyak dua unit senilai Rp405 juta dan Bantuan Hibah Dalam Negeri untuk 370 keluarga dengan nilai total sebesar Rp74 juta.
Total bantuan 2016 untuk Pamekasan Rp144,4 juta.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016