Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah menjadi Rp13.118 dibandingkan sebelumnya Rp13.091 per dolar AS.
"Rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS menyusul sebagian pelaku pasar uang yang memanfaatkan kenaikan nilai tukar domestik pada hari sebelumnya untuk ambil untung," ujar analis pasar uang Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya penjagaan Bank Indonesia di pasar uang domestik agar rupiah bergerak pada fundamentalnya di tengah adanya potensi dana repatriasi yang masuk, juga turut memengaruhi laju rupiah pada akhir pekan ini.
"Rupiah yang menguat terlalu cepat dapat menimbulkan masalah baru bagi perekonomian domestik, maka itu Bank Indonesia menjaga nlai tukar di fundamentalnya," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan, harga minyak mentah dunia yang mengalami penurunan turut memengaruhi mata uang komoditas, termasuk rupiah mengalami depresiasi.
Harga minyak jenis WTI Crude pada Jumat sore melemah 0,97 persen menjadi 40,74 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,41 persen menjadi 42,10 dolar AS per barel.
Namun, lanjut dia, pelemahan rupiah relatif masih terbatas, sentimen dari dalam negeri mengenai kabinet baru khususnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan membuat tekanan nilai tukar domestik tidak tertekan lebih dalam.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.094 dibandingkan hari sebelumnya Kamis (28/7) Rp13.113.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016