Anaknya baik, jahil, dia punya hati yang luar biasaJakarta (ANTARA News) - Rohaniwati pendamping Seck Osmane, Rina mengatakan bahwa mendiang Gajetan Acena Seck Osmane adalah sosok yang tegar dalam menghadapi hukuman eksekusi mati dalam kasusnya.
"Saya bangga sama dia (Osmane), luar biasa tegar. Dia bilang enggak pernah takut pada kematian karena dia sudah mengenal Tuhan," kata Rina yang ditemui di RS Saint Carolus, Jakarta, Jumat.
Rina yang mengenal Osmane sejak Osmane dipenjara di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, mengenal Osmane sebagai pribadi yang kuat.
"Saya kenal Osmane sudah lama sejak dia di Nusakambangan. Anaknya baik, jahil, dia punya hati yang luar biasa," katanya.
Osmane diketahui pernah mendekam di LP Pasir Putih sebelum dipindahkan ke Lapas Kembangkuning.
Rina mengatakan rencananya jenazah Osmane akan diberangkatkan ke Nigeria pada Senin (1/8).
"Keluarga masih shock. Mungkin akan diberangkatkan ke negaranya hari Senin. Yayasan kami (Yayasan Gita Eklisia) yang akan bertanggung jawab," katanya.
Seusai pelaksanaan eksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat dini hari, selanjutnya jenazah Seck Osmane dibawa ke RS Saint Carolus, Jakarta Pusat pada Jumat siang untuk disemayamkan sebelum diterbangkan ke negaranya, Nigeria.
Selain Rina sebagai pendamping rohani, adik Osmane, Edu tampak turut hadir mengantar jenazah mendiang kakaknya ke RS tersebut.
Osmane adalah satu dari empat terpidana mati yang dieksekusi di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jumat sekitar pukul 00.46 WIB.
Keempatnya, Freddy Budiman (WNI), Seck Osmani (berpaspor Senegal, berkebangsaan Nigeria), Humprey Eijeke (Nigeria) dan Michael Titus (Nigeria).
Sedangkan 10 terpidana mati lainnya masih belum diketahui kapan dilaksanakannya hukuman eksekusi mati. Mereka adalah Merri Utami (Indonesia), Zulfiqar Ali (Pakistan), Gurdip Singh (India), Onkonkwo Nonso Kingsley (Nigeria), Obina Nwajagu (Nigeria), Ozias Sibanda (Zimbabwe), Federik Luttar (Zimbabwe), Eugene Ape (Nigeria), Pujo Lestari (Indonesia), dan Agus Hadi (Indonesia).
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016