Jakarta (ANTARA News) - Syuting film terbaru sutradara Hanung Bramantyo, "Ayat-Ayat Cinta", di Mesir yang direncanakan akan dimulai awal April 2007 terhambat, karena belum mendapatkan izin dari Pemerintah Mesir. "Iya, masih nunggu izin syuting dari Pemerintah sana, soalnya kalau gak ada izin, bayar pajaknya gede," kata Hanung kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat. Ditemui di tengah-tengah aksi demo yang diadakan Masyarakat Film Indonesia (MFI) di Bunderan HI, Jakarta, Hanung mengaku ia sangat mengharapkan agar izin syuting khusus itu segera turun, karena kalau tidak, ia akan dihitung sebagai orang asing yang melakukan bisnis dan membayar pajak yang lumayan. "Dubes Mesir di sini sudah menyetujui, tapi ia harus mendapatkan izin dari sana, sekarang masih menunggu suratnya," kata sutradara pemenang Citra lewat film "Brownies" itu. Film "Ayat-Ayat Cinta" diangkat dari novel berjudul sama karya Habiburrahman El Shirazy yang mengisahkan tentang kehidupan seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq yang sedang mengenyam pendidikan di universitas Al-Azhar Mesir. Fahri kemudian bertemu seorang mahasiswi Jerman bernama Aisha, yang diam-diam mengagumi sosok Fahri sebagai seorang yang ramah dan memiliki wawasan keislaman yang luas. Selain Aisha, seorang gadis Kristen Koptik Maria Boutros juga menaruh hati pada Fahri dan kisah cinta di antara mereka semakin rumit ketika dua tokoh lainnya, yaitu Nurul dan Noura Bahadur, juga mengalami perasaan yang sama. Bintang muda Fedi Nuril akan berperan sebagai Fahri di film yang rencananya akan dirilis sekitar Lebaran 2007 itu, sementara Rianti Cartwright akan bermain sebagai Maria, Zaskia Adya Mecca sebagai Noura dan Melanie Putria sebagai Nurul. Sebagai sutradara, Hanung menilai novel tersebut relatif sempurna di mana sang tokoh utama mempunyai sifat yang tanpa cela sehingga ia berniat untuk melakukan sedikit "penyesuaian". "Di film akan dibikin dia sebagai manusia yang juga punya banyak salah, tidak sesempurna di novelnya. Tapi sebenarnya Fahri itu anak yang lugu, ia hanya menjalankan apa yang diajarkan kepadanya," kata Hanung. Untuk mendapatkan kesan suasana persis seperti novelnya, Hanung merencanakan untuk melakukan syuting selama kurang lebih 15 hari di Mesir. "Di sana hanya syuting eksteriornya saja, untuk mendapatkan suasana yang tepat. Sisanya akan dilanjutkan syuting di Indonesia untuk bagian interior," katanya. Meskipun berniat untuk tidak menjadikan film itu sebagai film agama seperti novelnya, Hanung tetap menginginkan agar film itu tidak berbeda jauh, sehingga ia menyuruh para aktris dan aktornya mempelajari bahasa dan aksen Arab. "Tetap akan pakai bahasa Arab, terus diberi `subtitle`, tapi belum jelas juga," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007