Jakarta (ANTARA News) - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mendorong kemajuan teknologi informasi (TI) untuk menumbuhkan perekonomian nasional.
"Kami ingin menilai apakah kebijakan dan perkembangan di bidang teknologi informasi di Indonesia sudah bagus atau masih ada kendala. Nantinya yang lain akan menyusul juga sebagai pembahasan," kata Ketua KEIN Soetrisno Bachir dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut dikatakannya saat membuka Fokus Grup Diskusi Pokja Pembiayaan, Infrastruktur, dan Logistik KEIN di Kantor KEIN, Jakarta.
Menurut dia, teknologi informasi saat ini sangat menunjang kemajuan suatu negara.
Pada saat ini, lanjut Soetrisno, hampir semua negara memanfaatkan kecanggihan teknologi guna memantau situasi dan perkembangan yang terjadi di dalam maupun luar negeri.
Masyarakat yang cerdas teknologi, selain menjadi tolak ukur tingkat kemajuan negara, diharapkan juga mendorong pendapatan perekonomian nasional. Pasalnya, menurut Soetrisno, melalui kemajuan teknologi dapat digunakan sebagai pembuka akses lapangan kerja.
"Untuk itu, segala aspek yang dibutuhkan agar teknologi informasi menguatkan infrastruktur perlu diketahui, termasuk apa yang masih mengganjal, apakah perizinannya, regulasi, atau lainnya," katanya.
Selain itu, kata dia, konsep pembangunan Pemerintah Indonesia saat ini yang membangun dari pinggiran masih memerlukan banyak dukungan. Oleh karena itu, KEIN memandang bahwa memadainya infrastruktur merupakan bagian dari dukungan yang diperlukan tersebut.
Ia menilai ketersediaan infrastruktur yang lengkap akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"KEIN perlu memetakan apa saja kebutuhan infrastruktur itu yang nantinya akan menjadi rumusan catatan kebijakan untuk Presiden," ucap Soetrisno.
Satu per satu, menurut dia, KEIN akan melakukan inventarisasi masalah sehingga diketahui mana saja yang harus diselesaikan segera.
Pada saat ini, kata Soetrisno, pembahasan pertama yang dianggap KEIN penting menyangkut sektor infrastruktur di teknologi informasi.
Sementara itu, pakar tekonologi informasi Onno W. Purbo yang menjadi pembicara pada kegiatan itu memandang perlu kebijakan yang berpihak pada pelaku dan perkembangan teknologi informasi saat ini.
Onno yang juga pelaku teknologi informasi masih merasakan adanya aturan-aturan penghambat guna mengembangkan teknologi informasi.
"Dengan begitu, masih sulit nantinya bila ingin mengubah paradigma masyarakat Indonesia dari yang tradisional ke basis teknologi," ujarnya.
Menurut Onno, sebenarnya mudah saja mencetak "melek" teknologi bila dipahami pengambil kebijakan.
Ia mengatakan bahwa membahas infrastruktur teknologi, apalagi dengan konsep pembangunan pemerintah saat ini memulai dari pinggiran, basis pendidikan dan desa adalah langkah awalnya.
"Misalnya, semua sekolah dasar (SD) dan desa sudah harus tersedia internet. Jadi, mudah mengetahui apa masalah-masalahnya dan dilaporkan ke pemerintah pusat," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa memulai pengembangan teknologi informasi, seperti internet ke SD, akan meningkatkan efisiensi. Buku-buku konvesional yang selama ini biayanya mahal akan digantikan dengan teknologi informasi yang terjangkau dan mudah di akses para murid.
"Akan tetapi, semua kembali kepada kebijakan yang berpihak, itu kuncinya," ucap Onno.
Mengenai upaya meningkatkan perekonomian nasional, Onno mengungkapkan bahwa penekanannya pada mahasiswa yang akan memasuki lingkungan kerja.
Bila kebijakan teknologi informasi menyasar mahasiswa, setelah mereka sarjana akan mengerti gunanya teknologi informasi dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan.
"Dengan begitu, tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat karena angka pengangguran ditekan," tuturnya.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016