Presiden Direktur United Tractors Tbk Gidion Hasan dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, mengemukakan bahwa akibat penurunan itu ditambah kerugian nilai tukar mata uang asing turut menyebabkan laba bersih perseroan turun sebesar 46 persen menjadi Rp1,9 triliun.
Ia memaparkan segmen usaha mesin konstruksi sampai dengan bulan Juni 2016 mencatat penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 25 persen menjadi 1.036 unit dari 1.375 unit pada periode sama tahun 2015.
Namun demikian, lanjut dia, Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 34 persen (berdasarkan riset pasar internal).
Ia menambahkan bahwa sejalan dengan penurunan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami penurunan sebesar 10 persen atau mencapai Rp2,8 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat penurunan sebesar 6 persen menjadi Rp6,9 triliun.
Di segmen usaha kontraktor penambangan, Gidion Hasan mengemukakan bahwa PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 22 persen sebesar Rp11,6 triliun sepanjang semester pertama tahun 2016 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, bidang usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung mencatat penjualan batu bara pada semester pertama tahun 2016 meningkat sebesar 58 persen menjadi 4,5 juta ton. Sejalan dengan peningkatan volume penjualan batu bara, pendapatan dari unit usaha pertambangan meningkat sebesar 35 persen menjadi Rp3,2 triliun.
Sedangkan bidang usaha industri kontruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk pada semester pertama tahun 2016 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp944 miliar dan mencatat laba bersih sebesar Rp33 miliar. Sampai dengan bulan Juni 2016, ACST telah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp2,4 triliun.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016