"Mudah-mudahan dengan waktu tiga tahun lebih dia bisa menyelesaikan masalah industri terutama manufaktur, karena memberikan added value dan menambah revenue," kata MS Hidayat usai menghadiri Serah Terima Jabatan Menteri Perindustrian di Jakarta, Rabu.
Hidayat menginginkan, industri bisa menjadi andalan di tengah kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tidak menggembirakan.
Menurut Hidayat, industri di Indonesia masih tetap membutuhkan investasi yang arahnya untuk subtitusi impor, misalnya sektor industri petrokimia dan baja.
"Baja itu sekarang porsi terbesar. Dan permintaan presiden untuk melakukan hilirisasi khususnya barang-barang tambang dan kelapa sawit agar bisa diteruskan. Karena value added lah yang diperlukan," ungkap Hidayat.
Beberapa cara untuk mendorong peningkatan nilai tambah (value added) menurut Hidayat adalah mempermudah dan memperingan beban industri agar bisa berjalan, misalnya dengan memberikan insentif.
"Jadi perpajakan tidak usah takut rugi karena revenuenya akan kembali ke Indonesia dan akan menyerap temaga kerja," tambahnya.
Sementara itu, mantan menteri era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyampaikan, industri yang harus dipertahankan adalah industri yang menyerap banyak tenaga kerja.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016