Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 44 poin menjadi Rp13.121 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.165 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa sentimen dari dalam negeri menjadi salah satu faktor yang mendorong mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar uang dalam negeri mengalami apresiasi.
"Minimnya sentimen positif dari eksternal membuat fokus pelaku pasar tertuju pada sentimen reshuffle Kabinet Kerja. Figur yang dilantik menjadi menteri direspon positif pasar," ucapnya.
Ia optimistis susunan Kabinet Kerja saat ini akan dapat lebih mendorong tercapainya target-target pemerintah, salah satunya pertumbuhan ekonmi domestik menembus 5 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan bahwa proyeksi belum adanya kenaikan suku bunga acuan AS dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) masih menjadi salah satu faktor yang menahan laju dolar AS bergerak menguat.
Namun, lanjut dia, sebagian pelaku pasar juga menduga akan ada proyeksi optimis dalam pernyataan FOMC terkait keputusan suku bunga. Kondisi itu cenderung menahan laju mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah relatif tertahan.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.130 dibandingkan hari sebelumnya Selasa (26/7) Rp13.150.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016