Agus usai menghadiri diksusi INDEF di Universitas Trilogi, Jakarta, Rabu, mengatakan terkendalinya inflasi terlihat dari perkiraan inflasi di minggu pertama sebesar 1,2 persen yang mengarah ke 1 persen di minggu terakhir bulan Juli.
Dia mengatakan BI juga mengantisipasi dampak dari fenomena La Nina yang bisa berpengaruh pada tekanan harga pangan yang kerap bergejolak.
Selain itu, Agus juga memberi perhatian pada jadi tidaknya kebijakan penyesuaian harga listrik untuk 900 VA yang bisa berpengaruh pada inflasi.
"Kalau itu dilakukan, memang membantu fiskal, juga membantu keuangan sektor energi kita, tetapi juga memberikan tekanan pada inflasi," jelas Agus.
Namun, dia mengatakan secara umum inflasi masih selaras dengan target 4 plus minus 1 persen.
Agus mengatakan terkendalinya nilai inflasi disebabkan beberapa faktor seperti neraca pembayaran yang surplus, daya beli masyarakat yang mulai meningkat, dan indeks harga komoditas ekspor Indonesia yang meningkat.
Menurut dia harga komoditas yang terus turun selama beberapa tahun terakhir mulai mengalami perbaikan.
"Ternyata apa yang kita amati yang tadinya mau turun -6 berkurang jadi -4 persen, jadi ini ada perbaikan tidak terus turun. Kelapa sawit harganya membaik, batu bara sedikit membaik," tuturnya.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016