Surabaya (ANTARA News) - Bagian Akademik Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyatakan Densus 88/Antiteror menyebut dua mahasiswa terduga ISIS di kampusnya.
"Kami tidak tahu aktivitas mahasiswa di luar kampus, apakah HMI, GMNI, PMII, atau kelompok pengajian, karena mereka sudah dewasa, jadi kami hanya berkepentingan dengan aspek akademik," kata Kepala Bagian Akademik FK Unair Dr dr Gadis Meinar Sari M.Kes di Surabaya, Selasa.
Oleh karena itu, pihaknya mengetahui nama Zefrizal Nanda Mardani sebagai terduga ISIS dari Unair itu justru dari informasi Densus 88/Antiteror, termasuk informasi tentang istri terduga ISIS Zefrizal yang ternyata kuliah di Fakultas Saintek Unair.
"Bahkan, saat petugas Densus datang kemari tahun lalu itu, kami disodori nama dan foto terduga ISIS, termasuk kegiatan berunsur radikal yang diikutinya, juga nggak tahu. Saya justru tahunya dari Densus. Saat kami ditanya nama dan orangtua Zefrizal pun kami mengecek data akademik terlebih dulu," katanya.
Khusus istri Zefrizal yang diduga terduga ISIS di Fakultas Saintek Unair pun diketahui dari Densus. "Kami tahunya hanya Zefrizal, tapi kami diberitahu Densus tentang istri Zefrizal yang kuliah di Fakultas Saintek Unair itu. Kami sendiri tidak tahu, mungkin Bagian Akademik di Fakultas Saintek yang tahu," katanya.
Menurut dia, dirinya tidak tahu secara persis tentang Zefrizal, karena mahasiswa yang satu itu memang tidak terlalu menonjol. "Saya itu tahu kalau dengan mahasiswa yang sangat pintar atau sangat nakal sekalian. Kalau Zefrizal sama dengan rata-rata mahasiswa di sini yang tidak menonjol," katanya.
Ia menyatakan kemungkinan yang tahu persis dengan Zefrizal adalah teman dekatnya. "Semalam (26/7), ada temannya bernama Donny Putranto yang tanya kebenaran informasi bahwa Zefrizal sudah dinyatakan DO (drop out) dari FK Unair. Saya jawab bahwa berita itu tidak benar," katanya.
Sesuai peraturan Unair, Zefrizal memang sudah layak dijatuhi sanksi DO, karena sudah dua semester berturut-turut tidak aktif kuliah dan membayar biaya studi, namun keputusan itu datang dari pihak universitas. "Kami sudah melapor, tapi belum ada keputusan universitas," katanya.
Bahkan, pihaknya juga sudah tiga kali melayangkan surat peringatan kepada orangtua Zefrizal, namun tidak ada jawaban. "Karena itu, kami mengusulkan sanksi DO kepada pihak universitas, tapi universitas belum ada keputusan," katanya.
Ditanya pelajaran agama yang mengarah pada radikalisme di kampus, ia mengatakan pihaknya memang memberikan pelajaran agama, namun pelajaran agama yang diberikan itu terkait profesi. "Misalnya, hukum anestesi dalam pandangan Islam, Hindu, Kristen, Buddha, dan sebagainya," katanya.
Informasinya, Zefrizal yang pernah menyabet medali emas olimpiade astronomi di Ukraina pada 2007 itu rela keluar dari Unair demi pergi ke Syriah untuk bergabung dengan ISIS.
"Saya sih tidak tahu pastinya. Tapi, syukurlah kalau dia (Zefrizal) keluar (DO). Itu artinya iklim pendidikan di Unair tidak nyaman bagi orang-orang yang memiliki basis dan pemikiran radikal," kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016