Jakarta (ANTARA News) - Pandji Pragiwaksono, aktor, penyiar, dan pelawak Indonesia menceritakan pengalamannya saat stand-up komedi di Afrika Selatan dan Jerman dalam konser "Juru Bicara" Stand-Up Comedy World Tour 2016.

Konser lawak "Juru Bicara" digelar di 24 kota dari lima benua mulai April hingga akhir tahun 2016 di mana Pandji akan melawak selama 1,5 jam untuk tiap pertunjukkan dalam Bahasa Indonesia.

Pandji tampil di Jerman mulai 13 hingga 22 Mei 2016 di kota Hannover, Leipzig, Berlin, Frankfurt dan Munchen. Menurut dia, Leipzig adalah salah satu kota yang berkesan karena sambutan penontonnya yang meriah.

"Semua negara welcome, tapi yang paling seru di Leipzig, Jerman, karena penontonnya banyak tertawa," kata Pandji kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Selama di Jerman, pria yang juga aktif bermusik dan menulis buku ini merasakan suasana melawak di kampus hingga di sebuah gudang.

"Lokasinya menarik, dari kampus sampai stand-up di gudang," cetus dia.

Namun Pandji mengaku harus selalu berjalan bersama-sama anggota timnya saat di Jerman karena takut dengan gerombolan pemuda skinhead di sana.

Afrika Selatan

Setelah menyelesaikan konser "Juru Bicara" di Muenchen, Pandji kembali ke Indonesia kemudian bertolak ke Afrika Selatan pada 6 Juli 2016 atau saat Hari Raya Idul Fitri 2016.

Pandji mengaku terkejut dengan cuaca di Afrika Selatan yang tidak panas dan cenderung dingin. Ia juga baru mengetahui bahwa satu-satunya hari di mana banyak orang Indonesia berkumpul adalah saat lebaran.

"Kalau mau manggung disana cuma pas lebaran. Jadi Sholat Ied, salam-salaman, makan ketupat, kemudian nonton stand up," kata Pandji.

Pandji tidak membuang kesempatan untuk menjelajahi beberapa tempat di Afrika Selatan antara lain Cradle of Mankind dan Apartheid Museum di Johannesburg.

Pandji juga mendapat pengalaman digigit singa saat berkunjung kesebuah kebun binatang dekat restoran tempat ia makan.

"Saya digigit anak singa di Afrika Selatan. Abis safari kami makan di restoran, terus ada anak singa kira-kira berumur 4,5 bulan. Singa itu tadinya tidur, terus terbangun dan menggigit punggung belakang saya," cerita dia.

"Saya berontak dan menghasilkan luka baret," kata Pandji sambil menunjuk punggung kanannya.

Pandji juga terpaksa tidak menjalankan kebiasaannya untuk olahraga lari pagi saat berada di Pretoria, Afrika Selatan, karena takut menjadi sasaran kriminal.

"Melihat kota Pretoria dan Johanessburg dengan kriminal yang tinggi, saya dilarang lari pagi," tambah Pandji.

Pandji pun mengaku kagum dengan antusiasme penonton di luar negeri kendati mayoritas penonton orang Indonesia di sana tidak mengenal Pandji sebagai pelawak stand-up.

"Sekitar 85 persen itu orang Indonesia karena penyelenggaranya adalah PPI atau KBRI tapi ada orang asing yang ikut. Mereka tak kenal saya, tapi sambutannya bagus," pungkas Pandji.

"Juru Bicara" stand-up komedi keliling dunia Pandji Pragiwaksono akan berlanjut pada 13 Agustus di Tokyo, Jepang, 20-27 Agustus di Australia, 3-18 September di Amerika Serikat, 24 September di Inggris, dan berakhir pada 10 Desember di Jakarta.

Dalam pertunjukkannya, Pandji membawakan topik seputar korban pelanggaran HAM, radikalisasi, toleransi beragama, protes terhadap sensor dan rating televisi hingga soal nasib satwa langka di Indonesia.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016