Klaten (ANTARA News) - Departemen Kehutanan menargetkan bisa merehabilitasi kawasan hutan yang rusak sedikitnya dua juta hektar setiap tahun.
"Dari 55 juta hektar hutan yang rusak, kita targetkan dapat direhabilitasi sekitar dua juta hektare per tahun," kata Menteri Kehutanan, M.S. Ka`ban usai meresmikan Masjid Al Hilal di Desa Plosowangi, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jumat.
Secara nasional, katanya, rehabilitasi itu harus dilakukan minimal dua juta hektare per tahun sehingga dalam tempo 27 tahun bisa terselesaikan.
Menurut dia, untuk merehabilitasi dua juta hektare hutan, pada tahun 2007 disipkan dana Rp4,2 triliun. "Bagaimana dapat memaksimalkan dana yang ada ini, maka kita mengharapkan masyarakat mempunyai semangat tinggi menanam pohon," katanya.
Ia mengatakan, untuk rehabilitasi hutan dua juta hektare harus menyiapkan dua miliar batang dan itu harus ditanam semua.
Untuk hutan tanaman, katanya, sekarang sudah hampir sama dengan kondisi tahun 1996, penanamannya hampir mendekati 350 ribu hektare.
"Saya kira dengan kondisi yang ada sekarang, karena rakyat sudah melihat sendiri terjadi longsor dan banjir, mudah-mudahan dapat menggugah kesadaran masyarakat, oleh karena itu semua kepala daerah baik gubernur dan bupati jangan terlalu mudah untuk mengubah kawasan hutan," katanya.
Menurut dia, kawasan hutan jauh lebih bermanfaat dari pada mengubah fungsi kawasan hutan untuk keperluan lain, kecuali untuk sesuatu yang strategis seperti listrik. "Namun sangat disayangkan jika ada kepala daerah yang mengubah fungsi hutan menjadi arena pacuan kuda atau lapangan golf," katanya.
Ia mengatakan, untuk memperbaiki kerusakan hutan perlu strategi multipihak, harus menjadi gerakan moral yang tidak terperangkap kepada struktural. Jadi seluruh elemen masyarakat harus terlibat dan juga pihak internasional juga harus ikut menyelamatkan hutan Indonesia.
"Suka atau tidak banyak kayu Indonesia masuk ke pasar internasional dan pasar menerimanya, namun mereka berlindung di balik kata-kata tidak tahu karena sulit membedakan. Saya pikir itu bukan alasan, kalau ada `political will` saya kira semua itu bisa diatasi," katanya.
Secara nasional, katanya, harus mengerahkan seluruh lapisan masyarakat untuk memperbaiki hutan dengan program kecil menanam dewasa memanen, kemudian pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan, dan pengembangan hutan tanaman rakyat yang sekarang sedang diolah untuk melibatkan masyarakat di sekitar hutan untuk ikut memiliki konsesi melakukan gerakan penanaman.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007