Jakarta (ANTAR News) - Sektor industri dinilai berpeluang besar untuk memanfaatkan energi terbarukan di masa mendatang, demikian disampaikan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kementerian Perindustrian Lintong Sopandi Hutahaean.
"Peluangnya sangat banyak kalau di industri," kata Lintong usai mendampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) di Jakarta, Senin.
Lintong menyampaikan, industri di Indonesia memang sudah saatnya bersiap-siap untuk memanfaatkan energi terbarukan di masa mendatang, salah satu yang sufah mulai digunakan adalah biomassa.
Selain itu, industri juga berpeluang memproduksi komponen penunjang energi terbarukan.
Menurut Lintong, beberapa industri dalam negeri sudah mampu memproduksi panel surya, travo dan aki.
Untuk itu, Kemenperin akan berupaya menarik investasi untuk memproduksi komponen penunjang energi terbarukan tersebut.
"Kita memang harus siap-siap. Jangan sampai nanti sudah terlalu jenih kita baru mulai. Kalau permintaan sufah banyak, pasti investasi ini menarik," ungkapnya.
Sementata itu, Chairman of Legal, Policy Advocacy and Regulation METI Paul Butar Butar menyampaikan, METI akan menggelar kongres tentang energi terbarukan pada 19 September 2016 di Jakarta Convention Center (JCC).
Pada acara tersebut, terdapat sesi khusus tentang Indonesia, yang akan membahas tentang kebijakan, anggaran dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk memanfaatkan energi terbarukan.
Targetnya, lanjut Paul, METI ingin mendorong energi terbarukan menjadi 23 persen di Indonesia, di mana saat ini angkanya sebesar 6 persen.
"Satu yang penting adalah bagaimana efisiensi energi di industri bisa dilaksanakan. Karena 23 persen itu bisa dicapai dari industri," ujar Paul.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016